Lihat ke Halaman Asli

Annisa UlianaSari

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

Representasi Perempuan Masa Kini Melalui Akun Magdaleneid Dalam Upaya Menghapus Dikotomi Gender

Diperbarui: 23 Juni 2023   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : @magdaleneid

Masyarakat sosial mengkontruksikan ‘perempuan’ sebagai makhluk yang lemah dan tidak berdaya. Budaya patriarki dan nilai sosial menempatkan perempuan sebagai sosok manusia kelas dua, yang memiliki kedudukan lebih rendah daripada kaum laki-laki. Identitas ini kemudian mengendap dan melekat pada Sang Puan, sehingga menyebabkan adanya dikotomi gender. 

Dikotomi gender termanifestasikan dalam bentuk marginalisasi, subordinasi, stereotipe, dan diskriminasi yang berujung pada violence atau kekerasan terhadap perempuan (Rosdalina, 2006). Hal ini mengakibatkan adanya ketidakadilan gender dan terpinggirkannya peran perempuan dalam segala sektor, baik sektor domestik maupun internasional. Oleh sebab itu, diperlukannya rekonstruksi gender dengan melibatkan partisipasi dari seluruh elemen masyarakat. 

Kemajuan teknologi dan kemudahan akses informasi mendorong perempuan untuk turut aktif dalam wacana rekonstruksi gender. Globalisasi menawarkan peluang bagi perempuan dengan memberikan ruang dalam kebebasan berekspresi melalui media sosial. Banyak akun di media sosial yang aktif dalam menyuarakan problematika perempuan dan ketidaksetaraan gender (gender inequality). 

Salah satu representasi perempuan dalam upaya menghapus dikotomi gender dapat dilihat melalui platform instagram dengan pemilik akun @magdaleneid yang memiliki 107 ribu pengikut, serta aktif membagikan insight mengenai narasi kesetaraan gender. Menilik dari beberapa postingan akun tersebut seperti pada tanggal 5 April 2023 tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) (@magdaleneid, 2023). Postingan ini menarasikan bahwa terdapat gender inequality dalam lingkup keluarga yang berujung pada violence atau kekerasan domestik yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya. 

sumber : @magdaleneid

Selanjutnya, postingan yang dipublikasikan pada tanggal 31 Maret 2023 yang menarasikan tentang kontroversi cuti perawatan yang pada dasarnya merupakan tanggungjawab bersama sebagai sepasang suami istri, bukan perempuan (@magdaleneid, 2023). Akun @magdaleneid juga turut aktif dalam membagikan postingan mengenai kesehatan mental dan dialektika perempuan, khususnya terkait persoalan pribadi seperti menstruasi yang tidak teratur dan lainnya.

Peran dan partisipasi perempuan modern dalam kasus ini termanifestasikan melalui komunitas @magdaleneid yang diharapkan membawa perubahan positif bagi perempuan. Narasi yang dipublikasikan dalam akun tersebut merupakan aksi kampanye yang dilakukan oleh para kartini modern untuk menghapus ketidakadilan dan dikotomi gender. Hal tersebut juga merupakan perwujudan cita-cita Kartini untuk mencapai kesetaraan dan perluasan peran perempuan di berbagai sektor kolektif.  

Sebagai seorang perempuan yang melek dengan isu 'feminis', narasi yang disajikan oleh komunitas-komunitas perempuan di Indonesia terbukti membawa perubahan yang besar. Hingga sekarang, kita dapat menjumpai beberapa komunitas perlindungan perempuan yang merupakan hasil dari seruan aksi para kartini modern di media sosial dengan cita-citanya menentang maskulinitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline