Lihat ke Halaman Asli

Annisa Solihat

Ibu Rumah Tangga

Rumah Aminah

Diperbarui: 4 Januari 2023   01:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aminah belum mau beranjak dari kursi goyang. Ia memejam, tapi tidak tidur. Di jari telunjuknya melingkar sebuah alat yang setiap tiga detik ia tekan. Bersamaan dengan itu, mulutnya turut berkomat-kamit. Bila ayunan kursinya mulai melambat, ia akan mengentakkan kakinya ke lantai secara perlahan. Melihat hal tersebut, Jum merasa tidak enak hati. Mengingat majikannya tampak tidak seperti biasanya.

Jum baru tiga bulan bekerja di rumah Aminah, dan ia sudah tahu kebiasaan majikannya itu. Seharusnya, setelah sarapan, Aminah akan mengawasinya. Wanita yang telah menjanda selama bertahun-tahun itu tidak akan membiarkan Jum mengabaikan debu sedikit pun. Bahkan, ia tidak segan meminta Jum untuk mengulangi pekerjaannya bila dirasa kurang sempurna.

Jum dengan sapunya melintasi Aminah. Ia tampak curi-curi pandang pada majikannya. "Gak nonton tivi, Buk?"

"Saya nyalain, ya, Buk," katanya seraya menyalakan televisi.

"Acara gosipnya udah mulai, Buk," katanya lagi.

"Cerewet betul kamu, Jum." Akhirnya Aminah menegakkan tubuhnya. Lalu, ia menatap Jum dengan sendu.

"Gak usah nyuci kamu, Jum. Kayaknya bakal ujan lagi," ucap Aminah sembari beranjak pergi ke arah kamar. Suara geledek memang mulai terdengar bersahut-sahutan.

"Lah, Buk, kok malah ngamar." Jum menggaruk kepalanya yang kebetulan gatal.

"Jangan lupa kamu siapkan penadah, Jum," ucap Aminah sebelum pintu kamarnya ditutup.

Lantas Jum menepuk jidatnya. Kini ia mengerti mengapa perilaku sang majikan tidak seperti biasanya. Hujan deras yang terjadi terus-menerus membuat Aminah kelelahan. Karena ia harus bolak-balik membuang air akibat bocor di beberapa titik plafon. Untung saja ada Jum. Setidaknya wanita itu jauh lebih muda ketimbang Aminah, sehingga ia bisa diandalkan untuk membantu mengangkat ember berisi air, misalnya.

Tiba-tiba, terdengar suara dari ponsel yang tengah diisi dayanya di atas bufet, dekat televisi. Jum bergegas, hendak mengambil dan memberikannya kepada Aminah. Namun,  niat itu ia urungkan setelah melihat nama yang tertera di layar ponsel.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline