Lihat ke Halaman Asli

PPKO HMPWK UNEJ

PPK Ormawa Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

Pembiayaan Pembangunan Kota Kediri

Diperbarui: 15 Maret 2023   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada saat ini Indonesia merupakan salah satu negara yang gencar-gencarnya melakukan sebuah perubahan dan pembangunan. Mulai dari fasilitas umum, sarana dan prasarana, maupun hal-hal lain yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Tentu untuk membangun sebuah sarana dan prasarana dibutuhkan modal yang tidak sedikit apalagi dalam taraf nasional. 

Sebelum lebih jauh kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu modal. Pengertian modal menurut Penulis buku Principles of Managerial Finance, Lawrence J. Gitman adalah sebuah pinjaman dalam jangka waktu tertentu yang di beban kan oleh suatu perusahaan. 

Dalam modal pembiayaan pembangunan ada beberapa sumber yang dapat digunakan. Yang pertama ada sumber modal dari pemerintah, yang berarti modal pembiayaan pembangunan ini diperoleh dari suatu organisasi pemerintahan. Yang kedua adalah sumber modal dari swasta, sumber modal dari swasta ini berarti modal pembangunan yang dibutuhkan akan dibantu atau ditanggung sepenuhnya oleh suatu agensi milik swasta dengan pernjanjian keuntungan yang dapat didapatkan  oleh agensi swasta tersebut karena telah membantu pendirian suatu pembangunan. 

Yang terakhir ada sumber modal pembiayaan pembangunan gabugan, yang dimaksud sumber modal pembiayaan pembangunan gabungan disini ialah sumber modal yang didapatkan tidak murni dari suatu organisasi pemerintahan maupun tidak murni dari suatu agensi swasta, namun bersifat gabungan. Contoh kasus dalam hal ini adalah pembangunan jembatan permanen yang baru dimiliki setelah 10 tahun terjadi di daerah Lebak Banten. Pembiayaan pembangunan jembatan ini dibantu oleh IKANAS (Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Kedinasan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) Bersama dengan alumni ITB dan PT SMI dengan total biaya sebesar Rp 260 juta pada 2016 silam.

Untuk jenis instrument keuangan untuk modal pembanguanan sendiri terbagi dalam 3 jenis dengan beberapa sub jenis didalamnya. Yang pertama ada pembiayaan melalui pendapatan, terbagi dalam 2 sub jenis, yaitu :

  • Pemungutan perbaikan
  • Development Impact Fees, biaya dampak pembangunan adalah kontribusi yang wajib dilakukan oleh sektor swasta untuk menutupi biaya infrastruktur dan layanan publik tambahan.

Yang kedua adalah pembiayaan melalui hutang, pembiayaan melalui hutang ini terbagi dalam 3 subjenis, yaitu :

  • Obligasi, ialah surat hutang jangka menengah atau panjang yang dapat dijual belikan. Obligasi berisi perjanjian dari pemberi modal kepada penerima modal untuk membayara bunga sampai periode yang ditentukan dan melunasi hutang pada akhir periode.
  • Excess Condemnation, pembiayaan infarstruktur yang biasanya digunakan untuk pembangunan Kembali daerah kumuh.
  • Linkage, ialah penyediaan infrastuktur oleh swasta sebagai persetujuan pembangunan sarana atau prasarana komersial.

Yang terakhir adalah pembiayaan melalui kekayaan, ada 2 sub pusat pada jenus instruen keuangan ini, yaitu :

  • Joint venture, gabungan sumber daya yang dimiliki oleh kedua pihak atau lebih untuk tujuan tertentu (poyek baru atau aktivitas bisnis lainnya).
  • Concession, atau konsesi adalah pembiaran izin, hak, atau tanah yang biasanya dari pemerintah kepada pihak swasta untuk pembangunan suatu sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

Lebih mengerucut yaitu pada taraf daerah, khususnya pada daerah asal saya yaitu Kota Kediri. Pembangunan sarana dan prasarana di Kota Kediri mengalami kemajuan pesat 10-5 tahun terakhir, diantaranya ada pembangunan Jembatan Brawijaya yang menghubungkan antara Kediri bagian barat dan Kediri bagian timur, lalu dibukanya taman-taman atau Ruang Terbuka Hijau seperti Taman Sekartaji, Taman Brantas, Taman Hutan Joyoboyo, Kediri Memorial Park, dan taman lainnya yang mungkin lupa saya sampaikan. 

Untuk proyek terbarunya Kediri tengah menyiapkan bandara baru yang masih dalam proses pembangunan dan pembangunan ulang jembatan alun-alun Kediri. Untuk sekelas daerah, bisa dikatakan bahwa Kota Kediri sebenarnya bukan kota besar atau metropolitan, namun perkembangan pembangunan di Kota Kediri relative kebih pesat disbanding kota-kota disekitarnya seperti Kota Blitar dan Kota Nganjuk, kenapa demikian. 

Hal tersebut bisa terjadi karena adanya salah satu perusahaan penghasil rokok terbesar di dunia. Dikuti dari salah satu artikel CNBC Indonesia, PT Gudang Garam Tbk menempati urutan 10 dalam daftar perusahaan rokok terbesar di dunia. Dan perusahaan ini terletak di Kota Kediri, itulah salah satu alasan terkuat mengapa Kota Kediri memiliki kemajuan pembangunan lebih pesat daripada kota-kota disekitarnya.

Pembangunan sarana dan prasarana di Kota Kediri sekarang ini Sebagian besar masih didukung oleh dana APBN yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara maupun oleh APBD yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Selain dari dua sumber tersebut pembangunan Kota Kediri juga banyak dibantu oleh PT Gudang Garam Tbk. PT Gudang Garam Tbk membantu pembangunan -- pembangunan seperti jalan, bandara yang masih dalam proses, juga infarstuktur pendukung untuk mempermudah kegiatan masyarakat Kota Kediri. Pembiayaan pembangunan seperti yang dilakukan PT Gudang Garam Tbk untuk Kota Kediri tersebut merupakan contoh dari sumber modal pembiayaan pembangunan oleh swasta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline