Konsep wisata berbasis agrowisata akan direncanakan disebuah desa yang terletak di Desa Simoketawang, Kabupaten Sidoarjo untuk menjadi sebuah desa wisata dengan ikon utamanya ialah buah Kelengkeng. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Program Matching Fund yang melibatkan 31 Dosen dan 155 Mahasiswa dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang diusulkan oleh Program Studi Arsitektur dengan Ketua pengusul Febby Rahmatullah Masruchin, S.T., M.T.
Kegiatan ini termasuk ke dalam kegiatan 2 terkait Pendampingan Pembangunan Pengembangan Wisata dengan koordinator Ir. Joko Santoso, M.MT., IAI., IPM. Yang terdiri dari 5 sub kegiatan. Kegiatan ini merupakan sub kegiatan 2.4 terkait Pendampingan Pembuatan Tempat Produksi Olahan Buah, Biji, dan Daun. Dalam kegiatan ini bertujuan untuk membantu desa membuat tempat produksi yang memadai yang dimana hasil dari buah kelengkeng diolah menjadi selai dan bijinya diolah menjadi kopi. Untuk itu dibutuhkan sebuah tempat produksi yang memadai agar hasil olahan dari buah kelengkeng menjadi lebih optimal, baik dari tempat produksinya, sirkulasi di dalam area tempat produksi, dan sistem pengolahan air dari limbah hasil produksi.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh 1 Dosen yaitu Aditya Rizkiardi, ST, MT. dari program studi Teknik Sipil Bersama dengan 5 mahasiswa MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dari program studi Teknik Sipil antara lain Arjuna Baqhis Umar, Agnes Liespono, Wahyu Dimas Nur Mahendra, Annisa Amanda Febrianti, Muhammad Islam Darmawan B.
Untuk meningkatkan Desa Simoketawang Sidoarjo menjadi desa wisata membutuhkan perencanaan yang matang. Hanya saja desa tidak memiliki anggaran perencanaan dalam pendampingan pembangunanan.
Oleh karena itu, kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bermaksud untuk membantu desa dalam membuat perencanaan pembangunan tempat produksi olahan buah kelengkeng. Kegiatan ini dilatar belakangi dengan produksi olahan buah kelengkeng yang masih dilakukan di rumah-rumah warga Desa Simoketawang. Rencananya akan ditempatkan di lingkungan balai desa agar terintegrasi dengan kebun pohon kelengkeng dan pujasera.
Dengan konsep ini dapat memanfaatkan ruangan di kantor balai desa agar ruangan yang ada bisa berfungsi dengan maksimal. Efek negatif dari sebuah tempat produksi ini adalah limbah yang dihasilkan, terutama limbah dari hasil kegiatan pencucian buah dan produksi.
Penyediaan air bersih di rencana lokasi produksi ini mengandalkan air sumur bor yang dalam prosesnya tidak dilakukan penyaringan terlebih dahulu. Jadi air diambil dari dalam tanah, disimpan di tandon kemudian dialirkan ke masing-masing air kran.
Kondisi air kotor dan berbau dikhawatirkan dapat mempengaruhi hasil olahan buah kelengkeng. Oleh karena itu selain mendesain tempat produksi kami merencanakan juga sebuah sistem filterisasi air sederhana, yang mudah dalam pembuatan maupun pemeliharaan.
Sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah membantu Desa Simoketawang mempersiapkan perencanaan pembuatan tempat produksi agar hasilnya menjadi lebih optimal, baik itu bentuk tempatnya, sirkulasi di dalam area gedung, dan sistem pengelolahan limbah hasil produksi. Saat tempat produksi sudah jadi diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi Desa Simoketawang dalam tujuannya menjadi desa wisata dengan ikon utamanya adalah buah kelengkeng.
DUDI (Dunia Usaha Industri) atau mitra sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah Desa Simoketawang dengan sasaran Aparat Desa Simoketawang. Kegiatan ini dilaksanakan selam 6 bulan sejak bulan Juli hingga Desember 2022 dengan 4 bulan efektif pelaksanaan (bulan Agustus hingga November). Bulan Juli 2022 merupakan tahap persiapan dan bulan Desember 2022 merupakan tahap evaluasi.