Lapisan Ozon adalah lapisan gas yang terletak pada lapisan stratosfer bumi yang jaraknya kurang lebih kurang lebih 60 km dari permukaan bumi. Lapisan ini berfungsi untuk menjaga suhu bumi agar tetap stabil dan melindungi bumi dari sinar Ultraviolet (UV) yang berbahaya bagi kehidupan didalamnya serta melindungi bumi dari benda-benda langit yang jatuh.
Lapisan ozon pertama kali ditemukan oleh Charles Fabry dan Henru Buisson asal Prancis. Lapisan ozon ini tercipta oleh sinar ultraviolet yang mengenai molekul oksigen (O2) dan membelah atomnya menjadi atom oksigen individu atau atomik. Atomik tersebut bergabung dengan O2 lainnya dan menghasilkan ozon (O3) yang terdiri dari 3 atom oksigen, begitu siklus terus berlanjut. Lapisan ozon bisa menyerap 97 sampai 99 persen frekuensi menengah sinar ultraviolet Matahari (panjang gelombang dari sekitar 200 nm hingga 315 nm), yang berpotensi merusak kehidupan yang terpapar di dekat permukaan.
Nah, sinar UV memiliki 3 jenis yaitu: UV A (panjang gelombang terpanjang), UV B (panjang gelombang sedang), dan UV C (panjang gelombang terpendek). Sinar UV A memiliki gelombang yang lebih panjang (380-315 nm) sehingga dampak jika terkena pada kulit akan menjadi kulit kendur, penuaan dini dan kanker kulit. Sinar UV B memiliki gelombang yang pendek (315-280 nm) dampak diberikan jika terkena UV B pada kulit akan terbakar, iritasi, dan hiperpigmentasi. Dan terakhir sinar UV C (280-100 nm) karena memiliki gelombang energi terpendek, sinar UV tidak dapat sampai ke permukaan bumi karena terhalang oleh lapisan ozon di atmosfer. Namun, jika sinar satu ini dapat menembus lapisan ozon dan menyinari kulit kita, terdapat dampak buruk yang bisa saja dirasakan oleh kulit kita seperti luka bakar parah pada kulit dan cedera mata.
Pada awal tahun 1980-an, para peneliti yang bekerja di Antartika mendeteksi hilangnya ozon di atas benua tersebut. Ini dinamakan lubang ozon (suatu area ozon tipis pada lapisan ozon) terbentuk saat musim semi di Antartika dan berlanjut selama beberapa bulan sebelum menebal kembali. Rusaknya lapisan ozon biasanya berawal dari adanya emisi molekul gas yang mengandung klorin dan bromin yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dan proses alamiah. Karena gas tidak berekasi dan tidak larut dalam air, molekul gas tersebut terakumulasi di bagian bawah atmosfer. Akibat pergerakan udara, molekul gas akan terbawa ke atmosfer yang lebih tinggi dan mencapai stratosfer. Di lapisan stratosfer, radiasi matahari memecah molekul gas yang mengandung klorin atau bromin. Klorin dan bromin kemudian bereaksi dan memecah ikatan gas lain di atmosfer termasuk ozon. Reaksi yang terjadi mengakibatkan molekul ozon terpecah. Sehingga mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer.
Karena hal itu pada 16 September 1987 terjadi Protokol Montreal yang telah ditandatangani oleh 188 negara. Protokol Montreal yaitu perjanjian internasional di bidang lingkungan yang intinya adalah menghapuskan penggunaan CFC secara bertahap. Dimana tujuan utama Protokol Montreal adalah untuk melindungi lapisan ozon dengan mengambil tindakan untuk mengendalikan total produksi global dan konsumsi bahan-bahan yang dapat merusak lapisan ozon.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H