Lihat ke Halaman Asli

KKN MBKM UNS - Berdayakan Kelompok UMM Ekonomi Kreatif degan Tularkan Ilmu Ecoprint

Diperbarui: 22 Maret 2023   08:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

BOYOLALI – 10 mahasiswa KKN MBKM kelompok 46 dari Universitas Sebelas Maret memberikan pelatihan ecoprint kepada pelaku UMKM Ekonomi Kreatif di Dukuh Geneng, Desa Banyuanyar, Ampel, Boyolali guna meningkatkan potensi dan kreatifitas anggota UMKM. Kegiatan pelatihan ini dilakukan di secretariat UMKM Ekonomi Kreatif Dukuh Geneng, tepatnya dirumah Ibu Martini pada hari Sabtu (25/02/2023).

Ecoprint berasal dari kata eco atau ekosistem yang memiliki arti lingkungan hayati dan print berarti cetak. Di era sekarang, dikenal teknik Ecoprint sebagai salah satu teknik penggunaan warna alam dengan cara mentransfer warna dan motif daun, bunga, buah, dan batang ke kain melalui kontak langsung. Yang membedakan Ecoprint dengan teknik membatik yaitu tidak memakai canting dan bahan malam dalam pembuatannya, tetapi menggunakan bahan organik berupa tumbuhan yang terdapat sekitar. 

Pengembangan teknik Ecoprint ini salah satu alternatif dalam menunjang kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan dan industri tekstil yang tetap memperhatikan sisi ramah lingkungan. Keunikan pewarna alami dengan teknik Ecoprint adalah menghasilkan produk yang sangat terbatas duplikat motifnya one doing one product atau limited edition menjadikannya suatu karya seni yang unik dan bernilai tinggi. 

Metode yang biasa digunakan dalam Ecoprint, yaitu metode pukul (pounding) dan kukus (steam). Metode yang digunakan oleh mahasiswa KKN dalam pelatihan kali ini adalah metode kukus (steam). 

Metode ini memiliki serangkaian kegiatan yang harus dilakukan sebelum mendapatkan hasil ecoprint yang baik. Langkah langkah dari metode ini adalah pencucian kain dengan deterjen alami, lalu mordanting, yaitu kegiatan penyiapan kain agar bisa menyerap warna alam dengan optimal, lalu peletakan daun di atas kain, baru setelah itu kain dilakukan pengukusan selama kurang lebih 2 jam. Tidak hanya sampai situ, kain lalu dilakukan fiksasi atau penguncian warna agar warna alam tidak cepat pudar. 

Dokpri

Saat melakukan kegiatan pelatihan tersebut, 12 anggota UMKM Ekonomi Kreatif Dukuh Geneng terlihat sangat antusias dan bersemangat dalam menjalankan setiap tahapnya. "Ya senang mbak, dapat mendapat pelatihan (ecoprint). Karena ya baru pertama kali ini, jadi sangat semangat," ujar Bu Martini (39) saat diwawancarai kami.

Kesepuluh anggota tim KKN juga bahu-membahu melakukan pelatihan ini. "Harapan saya setelah diadakannya pelatihan ecoprint, anggota UMKM ini bisa lebih berkembang dan berkelanjutan, lumayan untuk pemasukan anggota juga nantinya," ungkap Annin, salah satu mahasiswa anggota KKN yang memberikan pelatihan Ecoprint. 

Hasil Ecoprint memberikan hasil yang indah, sederhana, dan limited edition. Kain hasil Ecoprint dapat dimanfaatkan menjadi produk jadi seperti baju, sarung, kerudung, dan lain- lain. Kain Ecoprint yang telah diproses menjadi barang jadi akan meningkatkan nilai  ekonomis di pasaran. Selain itu, juga dapat meningkatkan perekonomian anggota UMKM  karena prosesnya yang dapat dilakukan pada industri rumah tangga.

Bahan dasar yang berlimpah di lingkungan Desa Banyuanyar  memudahkan masyarakat untuk mengembangkan Ecoprint. Ecoprint bisa menjadi sumber penghasilan pribadi maupun bersama kelompok usaha, sehingga seseorang dapat menjadi sumber daya manusia yang potensial untuk dapat mengasah diri untuk membuat sesuatu yang bernilai guna, bernilai manfaat, karena secara ekonomis dan kreatif menjadi sumber daya manusia yang mandiri dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline