[caption id="attachment_213702" align="aligncenter" width="509" caption="Angel Lelga dan tas Hermes foto www.tribunnews.com"][/caption]
Perseteruan antara Angel Lelga dan Machica Muchtar semakin memanas tapi yang menarik dari kasus itu bukan sosok Angel, Machica dan Hotman Paris (pengacara Angel) melainkan 2 bupati yang namanya sempat disebut dalam perseteruan itu, yaitu Anwar Hafid bupati Morowali, Sulawesi Tengah dan John Tabo, mantan Bupati Tolikara, Papua. Sejak bulan Juni beredar gosip diberbagai media massa tentang nikah siri Angel dengan Bupati Morowali, belum reda gossip itu muncul berita, Angel terima uang Rp 400.000.000 dari John Tabo pada saat John Tabo masih jadi bupati (*bupati Tolikara yang baru Usman Wanimbo dilantik Juli 2012 lalu).
Pertanyaannya adalah, seandainya gossip nikah siri Angel dan bupati Morowali itu benar, bagaimana dia bisa membiayai gaya hidup Angel yang wah? Karena Angel terkenal dengan gaya hidupnya yg mahal. Selain itu darimana pula sumber dananya bupati Tolikara memberi uang 400 Juta untuk Angel? Bagi sebagian besar rakyat Indonesia uang 400 juta itu sangat besar bahkan bisa untuk beli rumah. Tapi bagi seorang Angel Lelga uang sebesar itu mungkin hanya untuk membeli 1 tas Hermes atau beberapa pasang sepatu Christian Loubotin. Dua merek yang sangat disukai Angel padahal harga 1 tas Hermes asli bisa sampai ratusan juta sementara harga termurah sepatu Loubotin itu sekitar 5 juta. (Artikel Hermes & Loubotin ► Mengapa Hermes Begitu Mahal dan Sepatu Loubotin )
Bukan kali ini saja pejabat daerah diberitakan dengan mudahnya memberi uang ratusan juta, selain bupati Tolihara, yang masih segar dalam ingatan kita adalah bupati Kutai Timur Isran Noor yang memberi hadiah 350 Juta untuk 5 besar kontestan Indonesian Idol 2012. Kasus hadiah bupati ini pernah dimuat di Kompasiana► Masih Ingat Sang Pemberi Rp 350 Jt Buat Finalis Indonesia Idol
[caption id="attachment_213760" align="aligncenter" width="427" caption="Angel Jadi Duta pariwisata Morowali foto lintas6.com"]
[/caption]
Menurut berita yang dirilis suara pembaruan, sesuai Keppres 68/2011, gaji pokok ditambah tunjangan yang diterima seorang bupati sekitar Rp 6 juta perbulan. Jumlah itu ditambah insentif pajak yang jumlah pertahunnya mencapai maksimal 7 kali gaji bulanan. Dengan komposisi itu, seorang bupati yang berprestasi dapat mengakumulasi pendapatan resmi sekitar Rp 120 juta per tahun. Berarti dalam satu periode masa jabatan selama lima tahun, dia mendapatkan Rp 600 juta. Jika dia mampu memperpanjang masa jabatannya untuk lima tahun berikutnya, akumulasi pendapatannya mencapai Rp 1,2 miliar.
Untuk bisa terpilih jadi bupati, harus ada modal paling sedikit 3 milyar jika pendapatan resmi seorang bupati yang mencapai Rp 1,2 miliar selama 10 tahun, dari mana dia harus mengembalikan modal pilkada itu? Satu-satunya jawaban adalah menyalahgunakan wewenang dengan mengkorupsi APBD atau memberi kompensasi proyek yang menguntungkan para penyokongnya. Survei terbaru yang dilakukan CSIS menunjukkan, sekitar 70 persen pejabat menyalahgunakan kekuasaannya untuk merampok uang negara. Data menunjukkan, tak kurang dari 240 kepala daerah tersangkut korupsi. Jumlah itu belum termasuk pejabat di kementerian dan dinas di daerah. Berita lengkapnya ► Pejabat Koruptif
Apa yang diberitakan Suara Pembaruan ternyata benar, coba saja ketik kata Bupati korupsi di google ternyata hasil yang muncul cukup mengejutkan karena banyak pemberitaan tentang bupati yang diduga terlibat korupsi dari ratusan juta hingga ratusan Milyar rupiah. Walaupun data yang dikeluarkan Oleh Indonesian Corruption Watch tahun 2007 tercatat hanya ada 41 bupati yang jadi tersangka korupsi tapi nampaknya jika ditelusuri lebih cermat, jumlahnya jauh lebih besar lagi karena belum ada data terbaru yang akurat. Dari data dan berbagai pemberitaan miring tentang para bupati itu akhirnya kita tahu ternyata jadi bupati saja bisa makmur apalagi dikabupaten yang kaya hasil alam. Tapi sayang kekayaan alam yang melimpah itu tidak bisa memperbaiki kehidupan penduduknya terbukti masih banyak penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan walau tinggal disekitar lokasi yang kaya akan sumber daya alam seperti Morowali dan Papua.
Data dari Indonesian Corruption Watch (ICW) ▼ [caption id="attachment_213704" align="aligncenter" width="500" caption="Screenshot from icw.com"]
[/caption]
[caption id="attachment_213705" align="aligncenter" width="497" caption="Sata korupsi dari ICW.com"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H