[caption id="attachment_208000" align="alignright" width="224" caption="Tera Patrick"][/caption]
Setelah bintang porno Jepang, kini giliran bintang porno Amerika Tera Patrick yang diundang produser film Indonesia untuk membintangi film ‘Rintihan Kuntilanak Perawan' hal itu membuat geram FPI (Front Pembela Islam) dan protes terhadap LSF (Lembaga Sensor Film) yang meloloskan film itu. Seperti yang diberitakan oleh Kompas 12 Oktober kemarin, Ketua DPD FPI DKI Jakarta Habib Salim Bin Umar Alatas menyampaikan bahwa pihaknya akan menggelar aksi protes massa yang terdiri dari ribuan orang ke Lembaga Sensor Film (LSF) jika film tersebut sampai dirilis. FPI menolak kalau ada bintang porno yang main dalam film di Indonesia dan akan melakukan aksi ribuan orang, massa FPI untuk memprotes LSF kalau sampai dalam film itu ada adegan seksualnya.
Sejalan dengan FPI, Ketua Bidang Dakwah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mustafa M Bong mengimbau masyarakat Indonesia agar memboikot film tersebut karena berbau porno. Dan tidak terprovokasi cara pemasaran produser KK Dheeraj dalam mendongkrak film produksinya dengan menghadirkan bintang porno asal Amerika itu. Jika film semacam itu tak diboikot, maka hal tersebut menurutnya bisa meninggalkan bahaya laten dekadensi moral. Pernyataannya bisa dilihat disini
Sementara itu pihak Produser yaitu KK Dheeraj dengan bangganya mengatakan bahwa ide mengajak bintang porno asal Amerika Tera Patrick sebagai terobosan baru ditengah lesunya industri film nasional. Hingga saat ini Dheeraj mengaku akan setia menggarap film horor dengan bumbu seks. Ia tak menyangkal, film-film ini lebih laku di pasaran dan menjanjikan untuk balik modal. Selain Tera Patrick, artis Indonesia yang membintangi film tersebut adalah Angel Lelga dan Catherine Wilson. Dalam film itu, Angel Lelga digosipkan berani melakukan adegan panas di layar lebar perdananya. Tapi dia berkilah melakukan adegan itu karena tantangan skenario bukan karena honornya yang menggiurkan.
KK Dheeraj produser rumah produksi K2K Production, mengaku bahwa dia harus mengeluarkan miliaran rupiah untuk membayar Tera Patrick agar mau membintangi film tersebut, beritanya bisa lihat disini . Selain dibayar mahal hingga milyaran rupiah, pengawalan terhadap bintang film porno Amerika itu sangat ketat karena takut didemo masyarakat Indonesia. Produser itu menyewa 20 pengawal dari bandara sampai di kamar hotel Tera. Dheeraj mengatakan, Tera kini sudah tidak di Jakarta lagi dan tak akan hadir pada acara peluncuran Rintihan Kuntilanak Perawan, 14 Oktober 2010. Menurut produsernya, untuk bisa balik modal, film ini harus dilihat minimal oleh 800 ribu penonton.
Walaupun produser ini orang India tapi nampaknya dia tidak belajar dari keberhasilan berbagai film India yang selalu menjaga kesopanan dan jarang sekali menampilkan adegan seks vulgar tapi bisa laris dipasaran. Atau menyimak sukses berbagai film horror Asia seperti Ringu (The Ring), Ju On (The Grudge), The Eye dll yang laris dipasaran bahkan dibuat versi Hollywood yang juga sangat laris di dunia. Padahal baik versi asli maupun versi Hollywoodnya juga sama sekali tidak mengeksploitasi adegan seks. Semoga masyarakat Indonesia khususnya generasi muda lebih bijak dalam memilih film mana yang layak ditonton...
[caption id="attachment_287794" align="aligncenter" width="500" caption="Foto www.google.com"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H