Lihat ke Halaman Asli

Annie Nugraha

Crafter, Blogger, Photography Enthusiast

Belitung, Permata Wisata Indonesia di Selatan Sumatera

Diperbarui: 17 Mei 2021   01:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulau Kelayang Belitung | Foto dokumentasi pribadi

Matahari mulai menggeliat saat kami diwajibkan berkumpul di area lobby Hotel BW Inn Tanjung Pandan. Perut sudah terisi dan langit tampak cerah menyambut kami yang hari ini bersiap untuk island hopping ke beberapa pulau kecil milik Belitung.

Bang Mamay, guide kami yang centil tapi asyik, sudah heboh mengingatkan untuk bersegera bergerak agar acara hari ini bisa berjalan sesuai jadwal yang sudah ditentukan. 

"Ayok kakak, adik, oma, tante, oom, mari kita kemon," jeritnya sambil melambai-lambai ke beberapa kawan yang tampak masih tergugu dikejar waktu.

Beberapa saat setelah mobil Hiace kami mengaspal, Bang Mamay menjelaskan selintas tentang schedule kami hari ini sambil sesekali melemparkan lawakan-lawakan yang bikin perjalanan sekitar 1 jam menuju Pantai Tanjung Kelayang penuh dengan kegembiraan dan keakraban. 

Dari Bang Mamay dan Katerina, saya baru ngeh kalau di saat kami datang, Belitung sedang mengadakan Festival Tanjung Kelayang yang ke-2 kalinya.

Makanya saat kami tiba di pantai ini, puluhan tenda sarnafil beratap putih, panggung terbuka, dan hentakan musik tak berhenti menyalak-nyalak dengan lagu-lagu yang mengundang kita untuk bergerak.

Tanda-tanda alam bahwa rangkaian kegiatan festival sedang berlangsung. Brisik? ya pastilah. Namanya juga festival. Saya dan teman-teman sih menikmatinya.

Kami kadang berjoget mengiringi musik sambil menunggu kapal tradisional yang akan membawa kami mengelilingi beberapa pulau. Itung-itung pemanasan, melemaskan otot, sebelum berangkat melaut. Gaya!!

PANTAI TANJUNG KELAYANG

Landai berpasir putih dengan beberapa pohon rindang dan tanaman merambat di bibirnya, pagi itu Pantai Tanjung Kelayang dinaungi oleh langit biru cerah berawan putih.

Deretan kapal tradisional rapih berjejer dalam berbagai ukuran dan warna. Ada sebuah anjungan kayu yang menjorok ke laut tak jauh dari titik kami berkumpul.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline