Lihat ke Halaman Asli

Annida Fariroh Asror

Random post tapi semoga bermanfaat, feel free to leave comments!

Review Film "Classic Again", Film Thailand Paling Sedih

Diperbarui: 6 Mei 2021   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kajorn - Dalah - Sumber: twitter.com/hufflemione

Hai hai! Kali ini aku mau review Film Thailand yang paling sedih yang pernah kutonton sejauh ini. Beda dari Film Thailand yang biasanya kutonton dengan genre komedi yang kocak abis atau film horrornya yang gak kalah serem dari film horror indonesia, film ini merupakan drama romance yang penuh air mata. Aku nonton film ini karena waktu itu cuplikannya muncul terus di fyp tiktok, jadilah aku penasaran dan langsung nonton. Oh ya, film keluaran tahun 2020 ini merupakan remake dari Film Korea tahun 2003 dengan judul The Classic.

Film ini mengisahkan tentang Bota (Ranchrawee Uakoolwarawat) yang secara tidak sengaja menemukan sebuah kotak milik ibunya, Dalah (juga diperankan Mint Ranchrawee Uakoolwarawat) yang sedang berada di Korea Selatan, kotak tersebut berisikan kumpulan surat cinta ibunya di tahun 1967 dengan cinta pertama sebelum bertemu ayah Bota. Karena penasaran, Bota membaca surat itu satu persatu, Bota juga menemukan foto seorang laki-laki yang sedang membaca buku, laki-laki itu adalah Kajorn (Thitipoom Techaapaikhun).

Diceritakan bahwa ketika muda, sang ibu, Dalah  menghabiskan waktu liburannya di rumah sang kakek. Di sanalah, ia bertemu dan jatuh cinta dengan Kajorn. Sayangnya, cinta keduanya berakhirnmenyedihkan karena terhalang perjodohan Dalah dengan teman baik Kajorn di sekolah, Tanil (Tong Samitpong Sakulpongchai).

Bota akhirnya menggunakan cerita ini untuk menulis sebuah drama romantis yang akan dibintangi oleh idola kampus, Non (Gee Sutthirak Subvijitra) dan sahabatnya Poppy (Meiko Chonnikan Netjui). Bota sebenarnya naksir dengan Non, namun karena mengetahui bahwa Poppy juga menyukai Non, Bota memendam perasaannya seorang diri.

Bota menyadari kisah cinta segitiga yang dialami ibu juga terjadi padanya saat ini. Karena ia tidak ingin mengulang akhir menyedihkan yang dialami ibunya, akhirnya Bota memilih untuk memperjuangkan cintanya pada Non.

Bota - Non

Menurut aku pribadi, kisah cinta di film ini mungkin emang klise dan cukup problematik, tapi ini sama sekali gak mengurangi kualitas film ini, alur maju-mundur yang dipakai enggak bikin penonton jadi bingung dan tetap fokus sama cerita para tokoh. Di pertengahan sampai menjelang akhir film, penonton ditunjukkan kisah sedih yang penuh harap yang membuat kita bisa ikut merasakan emosi dari para pemain, ditambah cukup banyak scene hujan yang bikin vibes dari film semakin hangat dan dekat.

"Love sometimes disgrees with the norms and the harder we try to survive and fight for it, the more it gets worser." 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline