Oleh : Sri Ramandani
Pandemi Covid-19 belum berakhir, hingga rabu (11/11/2020) kasus virus corona Covid-19 di Indonesia sudah berada di angka 448 ribu orang. Tercatat sebanyak 14.836 ribu sudah meninggal dunia akibat wabah ini. semakin menambahnya orang yang terpapar virus Covid-19 menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat di Indonesia akan bahaya Covid-19 masih rendah.
Banyaknya masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Masyarakat seolah menyepelekan himbauan pemerintah untuk mematuhi protokol kesehatan tersebut, hal ini terbukti dari masih banyak didapati orang berkumpul meski sebetulnya mereka tidak perlu berada di luar rumah, bahkan ada yang menganggap bahwa wabah Covid-19 hanyalah sekedar berita yang tidak benar adanya.
Seperti dalam survei Badan Pusat Statistik (BPS), survei tersebut menunjukkan tiga alasan utama masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi.
Survei BPS ini dilakukan terhadap 90.967 responden, yang mana data dalam survei ini menunjukkan 55% alasan terbanyak tidak mematuhi protokol kesehatan karena tidak adanya sanksi yang tegas. Selanjutnya, 39% responden beralasan tidak memakai masker karena tidak adanya kasus positif Covid-19 di lingkungan mereka.
Sementara, 33% responden beralasan pekerjaan menjadi sulit jika harus menerapkan protokol kesehatan. Survei yang dilakukan sejak 7-14 September 2020 ini diikuti oleh 90.967 responden yang terdiri dari 55% perempuan dan 45laki-laki.
Namun jika kita amati, rendahnya kesadaran masyarakat akan bahaya Covid-19 ini dikarenakan minimnya pemahaman yang benar akan penularan Covid-19. Sehingga menyebabkan masyarakat tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan. Seperti yang diungkap oleh Ketua Bidang
Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Akmal Taher, ia menyebut bahwa usaha atau cara menyadarkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker dan mencuci tangan masih menjadi persoalan. Ini dilihat dari beberpa survei.
Dengan demikian komunikasi risiko penularan Covid-19 yang dilakukan pemerintah dinilai belum efektif. Untuk itu perlu adanya perbaikan komunikasi risiko penularan dari pemerintah juga pemangku kepentingan agar upaya pencegahan bisa dilakukan dengan optimal.
Sebenarnya pemerintah telah membuat kebijakan-kebijakan dengan tujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona, seperti halnya Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) dengan tetap di rumah saja, melakukan social distancing, dan himbauan untuk mematuhi protokol kesehatan.
Rekomendasi pencegahan penularan Covid-19 ini sebetulnya terdengar sederhana dan dapat dengan mudah dilakukan. Akan tetapi tidak semua orang serius mematuhi aturan tersebut dan masih menganggap remeh virus yang sangat menularini.