Lihat ke Halaman Asli

Anni Rosidah

Penulis Buku Arah Cahaya

Arah Cahaya Part 5 (Diatas Pohon Jambu)

Diperbarui: 7 September 2023   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kamu merasa ketika beban berat memenuhi hati dan pikiran, kamu tak ingin membaginya dengan siapa pun. Kamu hanya butuh waktu untuk sendiri. Menghabiskan waktu sendiri di tempat sunyi. Yah, sendiri dan tak ada seorang pun yang mengetahui. Itu juga yang selalu dilakukan Cahaya.

Jika ia sedang banyak beban pikiran karena kedua orang tuanya yang selalu saja tak pernah akur, selain menangis di tempat gelap, ia juga mempunyai tempat favorit. Yaitu menghabiskan waktu di atas pohon jambu air yang ada di samping kanan depan rumahnya dan pohon jambu biji di samping kiri belakang rumahnya. Tak jarang ia berdiam diri di atas pohon hingga malam gelap. Sehingga ibunya pun kebingungan mencari di mana anak perempuannya itu berada. Jika sudah demikian, biasanya Cahaya akan turun tanpa sepengetahuan orang lain, langsung menuju kamar dan tidur.

Suatu malam, Mardiyah sangat kebingungan karena tidak mendapati anak perempuannya itu di mana pun. Kakak dan adiknya pun tidak mengetahui keberadaan Cahaya. Jarum jam hampir menunjukkan pukul sembilan malam, namun belum juga ia menemukan anaknya itu.

"Aya, Cahaya!" panggil Candra, kakak Cahaya dengan keras berharap dapat menemukan adiknya sambil mencari di setiap sudut rumah.

Mardiyah sampai bertanya kepada tetangga-tetangganya namun tak juga menemukan Cahaya. Mengetahui semua orang mencarinya, Cahaya segera turun dari pohon jambu depan rumah dengan pura-pura bahagia.

"Ha... ha... ha...!" teriak Cahaya mengagetkan kakaknya yang sedang mencari adiknya di bawah pohon jambu biji di samping kiri dan di bagian depan dapur rumahnya. Sejak saat itu, kakak, adik dan orang tuanya sudah hafal tempat persembunyian Cahaya.

Cahaya merasa, di atas pohon jambu biji dan pohon jambu air, merasakan ketenangan. Ia bisa memandangi langit, menangis dan mengiba tanpa diketahui siapa pun. Ini adalah caranya meredam emosi sedih dan bahagia yang tengah berkecamuk dalam pikirannya. 

"Hari ini, aku tak membutuhkan seorang pun mengetahui kebahagiaan atau kesedihanku. Aku hanya butuh sendiri beberapa waktu dan kembali lagi dengan kondisi terbaikku."

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline