Hujan masih enggan untuk didekap
rintiknya berlarian dalam ramai yang senyap.
Perempuan itu diam,
menghitung bulir-bulir air yang dengan sukacita menjatuhkan dirinya keatas tanah,
"pada bulir keseribu harus kutemukan dirimu".
Malam ini ia rela menukarkan jiwanya dengan sebuah senyuman yang sudah 365 hari menyiksanya dengan kerinduan.
Namun, telah jatuh bulir keseribu dua lima,
yang diharap tak menjadi nyata.
Perlahan jendela dihadapannya mulai buram,
basah oleh air matanya yang ingin beradu cepat dengan derasnya hujan.