Lihat ke Halaman Asli

Andrianne Artamevia Wibawa

Universitas Negeri Semarang

Tanaman Cengkeh dengan Penambahan Zeolit sebagai Antibakteri

Diperbarui: 17 Juli 2023   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanaman Cengkeh

Tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan jenis tumbuhan perdu yang mempunyai sifat khas, karena semua bagiannya mulai dari akar, batang, daun, sampai dengan bunga mengandung minyak atsiri atau clove oil

Minyak atsiri yang dihasilkan oleh tanaman cengkeh paling banyak terdapat pada bunganya. Letak minyak atsiri pada bunga cengkeh yaitu pada sel epidermis atas dan bawah dari daun mahkota dan daun kelopak (Taher et al., 2018)

Dalam bunga cengkeh terdapat beberapa kandungan senyawa kimia yaitu Alkaloid, Glycosida, Flavonoid, Fenol, Saponin, Tanin Dan Terpenoid (Ahmed, 2016). Salah satu kandungan terbesar yang terdapat pada bunga cengkeh adalah eugenol.

Eugenol merupakan senyawa organik yang dapat dikelompokkan ke dalam keluarga alilbenzena dari senyawa-senyawa fenol. Kadar eugenol dalam minyak atsiri daun cengkeh umumnya antara 78%-95%. Tingginya kadar yang terkandung menjadikan eugenol banyak dibutuhkan oleh berbagai industri dan juga mempunyai aktivitas farmakologi sebagai analgesik, antiinflamasi, antimikroba, antiviral, antifungal, antiseptik, antispamosdik, antiemetik, stimulan, anastetik lokal sehingga senyawa ini banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi (Towaha, 2012).

Senyawa eugenol merupakan senyawa antibakteri yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen baik Gram positif maupun Gram negatif. Namun, senyawa eugenol ini bersifat volatil dan mudah berubah menjadi kecoklatan apabila dibiarkan di udara terbuka. Jika dibiarkan akan mengalami kontaminasi yang nantinya akan menurunkan aktivitas perlawanan terhadap bakteri. Maka dilakukan formulasi antara zat antibakteri dengan zeolit yang diharapkan mampu memberikan jawaban atas kekurangan tersebut.

Bakteri Bacillus subtilis

Zeolit merupakan batuan mineral anorganik yang banyak terdapat di Indonesia. Umumnya, zeolit digunakan sebagai adsorben dan komposit komersial, penukar kation, saringan molekuler, serta agen antibakteri (Azizi-Lalabadi et al., 2019). Zeolit alam juga merupakan salah satu bahan anorganik yang paling banyak digunakan untuk modifikasi permukaan karena memiliki muatan negatif permanen pada struktur kristalnya, sehingga cocok untuk berbagai jenis modifikasi.

Zeolit alam

Keistimewaan zeolit inilah yang diharapkan mampu meningkatkan sediaan antibakteri sehingga efektivitas kerja antibakteri dapat terjaga. Hal ini juga merupakan terobosan baru dalam mengkombinasi dua material yang masing-masing memiliki kemampuan dan diharapkan dapat melahirkan produk unggulan yang dapat diaplikasikan pada bidang kesehatan dan kecantikan, sehingga meningkatkan nilai ekonomi, potensi ragam penggunaan serta meningkatkan kiprah keilmuan pada bidang bahan alam di dunia internasional.

Zeolit alam yang telah digabung dengan eugenol menunjukkan adanya aktivitas antibakteri pada bakteri gram Negatif Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli dan bakteri gram Positif Staphylococcus aureus, dan Bacillus subtilis. Hal ini terjadi karena senyawa eugenol dan zeolit mempunyai gugus fungsi OH yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen baik Gram positif maupun Gram negatif. Maka dari itu zeolit alam dapat berperan sebagai pertahanan sediaan antibakteri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline