Apa yang terlintas dalam benak kita saat mendengar kata "Nuklir" ?
Kebanyakan pasti menjawab senjata perang yang bisa berdampak mengerikan. Namun ada pula yang menjawab untuk penelitian. Nuklir menjadi momok yang mengerikan jika dikaitkan dengan senjata, akan tetapi tenaga nuklir pun memiliki banyak manfaat.
Di Indonesia, lembaga pemerintah non kementrian yang melaksanakan tugas penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, dibawahi oleh BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional).
Lembaga ini memiliki fasilitas penunjang seperti instalasi dan laboratourium penelitian tenaga nuklir yang terserbar di lima kawasan, yakni Bandung, Yogyakarta, Serpong, Pasar Jumat, dan Kantor Pusat di Jakarta.
Dalam pemanfaatannya, ada tiga reactor nuklir utama yang sering dipakai, baik untuk kebutuhan riset maupun industri farmasi. Reaktor tersebut diantaranya, TRIGA 2000 di Bandung (beroperasi sejak tahun 1965), Reaktor Kartini di Yogyakarta (beroperasi sejak tahun 1979), dan Reaktor Serba Guna GA Siwabessy (beroperasi sejak tahun 1987).
Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubrto mengungkapkan, selama ini reaktor nuklir di Indonesia sudah banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Misalkan saja dalam bidang kesehatan, reaktor nuklir mampu menghasilkan jenis radioisotop dan radiofarmaka, yang sangat menunjang perkembangan dunia kesehatan. Tak hanya itu, dalam industri pertanian hingga penelitian dan pendidikan, nuklir memiliki manfaat yang baik.
"Jangan diasumsikan bahwa reaktor nuklir itu sesuatu yang menakutkan. Tentu saja tidak. Saya sering mengatakan bahwa reaktor nuklir ini memiliki banyak manfaat. Salah satu fungsinya adalah menghasilkan radioisotop, dan ini bermanfaat bagi dunia kesehatan Indonesia," ujarnya di sela-sela acara Temu Pelanggan di Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT), Jumat (7/9) lalu.
Ia memaparkan salah satu fungsi reaktor Serba Guna GA Siwabessy di Tangerang. Selain digunakan untuk kegiatan penelitian, reaktor tersebut juga melayani kegiatan iradiasi nuklir. Kegiatan iradiasi nuklir biasanya dititik beratkan pada penelitian uji material dan produksi isotop. Salah satunya untuk memproduksi radioisotop.
"Seperti kita ketahui, radioisotop memiliki berbagai fungsi, baik untuk keperluan medis, industri, pertanian, hingga eksplorasi," jelasnya.
Tidak heran jika pemanfaatan nuklir di Indonesia terus digaungkan, pasalnya, dalam produksi radioisotop/radiofarmaka saja, kebutuhannya cukup tinggi di Indonesia. Salah satu sumber radioaktif yang digunakan untuk industri adalah Ir-192.
Sejak BATAN --dengan reaktor nuklirnya- mampu memproduksi isotop Ir-192 untuk kebutuhan industri, maka sejak itu pulalah industri sudah tidak mengimpor isotop lagi. Data dari APITINDO (Asosiasi Perusahaan Inspeksi Teknik Indonesia) dan BAPETEN tahun 2013, terdapat 50 perusahaan jasa radioaktif yang masih aktif dengan ekitar 400 Ir-192 yang masih digunakan.