Lihat ke Halaman Asli

Johan (Jodoh di Tangan Tuhan)

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang itu, handphone saya tiba-tiba berdering. Sudah 2 bulan lebih nomer itu tidak menghubungi saya. Persahabatan dengan teman saya yang menelpone ini memang sudah terbina selama 15 tahun. Walaupun jarang bertemu, tapi kami termasuk yang cukup saling mengenal pribadi masing-masing.

Begitu telpon diangkat,langsunglah kata-katanya mengalir bak air bah. Setelah menanyakan kabar masing-masing, dia langsung bercerita menuturkan baru saja dia terbebas dari jebakan seseorang yang mengiming-imingnya janji untuk menikah.

Teman saya berkenalan dengan seorang pria yang dikenalnya lewat sosial media. Setelah beberapa hari saling menelpon dan berkirim kabar via BBM, ujung-ujungnya sang pria melancarkan rayuan pulau kelapa nan indah untuk melamarnya menjadi isterinya.Tentu saja teman saya itu serasa terbang ke awan dan berharap inilah akhir dari pencariannya selama ini.

Seperti kebanyakan kaum single, teman saya ini hidupnya dihabiskan hanya untuk bekerja. Kesempatan untuk berkenalan dengan lawan jenis menjadi nomer sekian. Meraih kemampuan finansial diatas rata-rata, tidak serta merta dibarengi dengan kemudahannya mendapatkan pasangan sepadan yang diinginkan.

Teman sayapun dibuat girang bukan kepalang diajak nikah. Tidak peduli belum bertemu secara langsung dan terbuai janji indah. Dengan senang hati teman saya senantiasa mengirimkan pulsa. Kadangkala disertai pesan sponsor : pulsa ini dikirim dengan rasa cinta, atau pulsa ini bercampur rasa rindu lho. Alamak…lebay amat temanku ini.

Setelah berjalan hampir 1 bulan keadaan seperti itu, teman saya yang sedang kasmaran ini,mau nggak mau akhirnya sering mengecek update status laki-laki ini. Hitung-hitung sambil mengawasi,apa dia punya gebetan lain selain dirinya, katanya. Maklum penyandang status LDR alias Long Distance Relationship.

Apa yang ditakutkan temanku ini akhirnya benar terjadi. Di salah satu fotonya sang arjunanya, mendadakada seorang wanita berkomentar supaya berhati-hati dengan lelaki pemilik akun tersebut. Menurutnya, orang yang ada di foto itu adalah penipu.

Membaca koment wanita tersebut tentulah membuat teman saya shock. Psalnya teman saya ini sudah terlanjur cinta dan suka dengan laki-laki itu, kendati belum pernah bertemu.

Menurut teman saya, mengapa dia rela mengirim pulsa seperti selama ini yang dia lakukan, semata karena dia terpesona mendengar tutur bahasanya dan suaranya lewat telephone.

Berkenalan lewat sosial media sudah menjadi hal yang lumrah saat ini. Hanya saja perlu berhati-hati jika memang perkenalan ini akan berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Jangan mudah terbuai dengan foto-foto yang dipajang di akun tersebut.Namanya juga dunia maya, bisa saja sesaat orang bisa menghilang tanpa jejak yang sulit jika dilacak.

Setelah menutup percakapan telephone itu saya hanya bisa merenung. Teringat dialog Nicolas Cage dalam film Lord of War, jodoh ada di tangan Tuhan, kita hanya mempunyai kesempatan memperbesar untuk mendapatkannya.

Jika hati sudah terbuai, kadang realita dan logika jadi tidak berarti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline