Lihat ke Halaman Asli

Pojok Pertahanan

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sembari ku mengolah kata yang ingin ku tuang dalam ribuan curahan yang tiada henti, ku putar sel-sel otakku untuk membuka lagi memori-memori yang tersimpan sejak dahulu. Meraba kata-kata mana yang akan aku rangkai di sini. Terkadang tarian jemariku terhenti, mengingat dan memastikan mana kata yang tepat untuk ku gunakan. Hingga akhirnya inilah yang ingin aku tulis di sini, Pojok Pertahanan.

Jika engkau bertanya padaku, mengapa aku memilih kata ini sebagai gambaran umum untuk ceritaku?? Sungguh aku tak tahu apa yang membuatku meyakini frase ini sebagai tanda yang akan membawamu ke seluruh ceritaku kini. Mungkin, ahh.. tak pantaslah ku jawab dengan mungkin, karena yang jelas, pojok itu adalah tempat favoritku di kala aku merasa senang, merasa sedih, merasa menerima semua ini dan segala hal yang aku rasakan dan alami. Pojok adalah satu bagian yang pasti ada dalam setiap sisi ruang yang kita miliki.Ketika engkau membangun gedung, membuat kotak-kotak penyimpanan untuk aksesorismu, membuka lemarimu, menyusuri jalanan di komplek perumahan, selalu saja engkau akan menemukan satu konsep, yakni POJOK, bahkan masih banyak hal lain lagi yang akan dikutit oleh konsep ini.

Masih berhubungan dengan alasanku menggunakan kata ini. Ketika kita mendengar kata pojok, apa yang terbersit dalam benak kita? Mungkin saja bagi sebagian orang akan mengatakan bahwa pojok adalah salah satu bagian ruangan yang biasanya digunakan untuk memajang berbagai macam pernak-pernik yang dikoleksinya, berbagai tumpukan kardus, meletakkan meja kecil di sana sebagai pemanis ruangan, atau terkadang sebagai salah satu bagian yang tepat untuk menyembunyikan sesuatu. Hah... ini hanya sebagian yang menjadi pilihan kita dan tentunya masih banyak opsi-opsi lainnya sebagai bentuk pemanfaatan "pojok".

Secara logis yang didasarkan pada konsep ruang dan benda, pojok dapat saja kita arahkan seperti yang telah aku katakan, tetapi di luar segala konsep ruang dan benda, kata pojok memiliki spesial sense untukku. Oke, diawali dari cerita masa kecilku, dan mungkin sebagian dari kalian pernah mengalaminya. Dulu, ketika sekali waktu melakukan kesalahan dan takut mendapat hukuman atas apa yang telah aku lakukan, maka pojok menjadi tempat paling aman untuk bersembunyi, sambil meringkuk ketakutan, atau bahkan menjadi tempat paling sering dikunjungi saat hukuman itu menjadi nyata. *hehehee....

Kesan yang ditinggalkan pojok untuk sesi kedua untukku adalah tempat paling pas menyandarkan tubuh di kala penat dan lelah datang silih berganti. Nah, kenapa begitu?? Bayangkan, pojok merupakan pertemuan antara dua sisi yang membentuk sudut siku-siku, berarti ada dua sisi yang dapat dimanfaatkan penuh di sini. satu sisi untuk menopang bagian belakang tubuh dan sisi yang lain untuk menopang sisi tubuh kanan atau kiri (tergantung pojoknya), dan bukan hanya itu, bagian tubuh yang dilemparkan lurus ke depan akan menormalkan aliran darah yang sempat tersendat saat kita melakukan aktifitas.

Emm... kesan yang ketiga, teringat pada pojok kamar tidurku yang menjadi tempatku mengeksplor seluruh imajinasi ku, yang kini ku tinggalkan jauh dan sekarang mungkin telah berubah, sejalan dengan berubahnya ruang-ruang di gubuk sederhana kami.

Lain lagi dengan kesanku yang keempat, mungkin ini terlalu kubuat terkesan dibesar-besarkan. Pojok adalah tempat di mana ku gelar riuh rendah keluhku pada Dia yang menciptaku. Mempertemukan kembali jasad dan jiwa yang Dia titipkan pada onggokan daging yang kini tengah bergelut pada ribuan kata yang ingin diungkapkan. Dahulu, ku gelar sajadah lusuhku di pojok tepat menghadap pintu kamar, ku topang seluruh keluh kesahku, riuh rendah doa dan pintaku, harapan akan ampunan dan pertolongannya, dan segala hal yang ku ucapkan pada-Nya. Dan kini pun, tepat di pojok kamarku sejajar dengan pintu, ku gelar kembali sajadah lusuhku, masih dengan hal-hal yang sama bahkan lebih dari dahulu yang pernah ku pinta. Semoga Tuhan meridhoinya.

Baiklah kini menginjak kesan yang kelima, pojok adalah tempat favorit ku, kalau-kalau kantuk datang di saat detik-detik perkuliahan akan menerpa sesi kehidupanku. Kenapa begitu??? yaa, alasannya cukup simple dan relevan, karena kalau kita duduk di pojok, jangkauan yang cukup sulit bagi dosen untuk memperhatikan kita selagi beliau-beliau itu berkutit dengan slide-slide konsep keilmuannya. Selain itu, duduk di pojok, membuat kita nyaman dan dapat fasilitas lebih. Nah, pasti udah ketebak, letakkan tas di tempatnya, keluarkan buku catatan, siapkan pena atau perekam, dan jatuhkan tubuh senyaman mungkin juga sandarkan kepala di pojok. Sungguh kenikmatan yang tak tergantikan oleh obrolan-obrolan yang terdengar samar-samar. Catatan penting: ini hanya terjadi jika mata kuliah membosankan, dosen sangat santai dan waktu kuliah yang terbentur dengan jadwal tidur siang. Heheeee...

Cukup lima dulu kesan yang aku tampilkan dalam cerita pojok. Oh iya satu lagi, yang terlupa, pasangan frase yang aku gunakan untuk mendampingin pojok adalah pertahanan. Oke, pertahanan sesuai dengan arti kata dasarnya - tahan- berarti tetap keadaaannya meskipun mengalami berbagai hal, kuat dan sanggup menanggung sesuatu, dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebutlah konsep pojok dan cerita-cerita yang telah ku alami, ku bumbui dengan kata pertahanan. Aku ingin mempertahankan salah satu kesan favoritku bersama pojok hingga akhir nanti. Maka inilah lima sila yang kubuat atas nama pojok.

Anna _

Eits... janganlah mengatakan apalah arti sebuah nama. Pojok adalah sebuah nama yang diberikan pada suatu konsep yang dimunculkan dan tersimpan dalam setiap memori individu, dan salah satunya aku. Bagiku, pojok adalah ruang yang menjadi alur pertemuan dari dua sisi dan diisi atau dimanfaatkan sesuai kebutuhan dan keinginan masing-masing person. Selamat mencari arti pojok dalam hidupmu :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline