Lihat ke Halaman Asli

Anna Zakiyyah Derajat

Mahasiswa Magister Konsentrasi Kajian Timur Tengah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Diplomasi Indonesia untuk Perdamaian Konflik Israel-Palestina Era Joko Widodo

Diperbarui: 27 Juli 2021   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam konteks hubungan internasional, politik luar negeri sebuah negara telah dipengaruhi oleh kebijakan politik di dalam negerinya. Artinya bahwa segala kebijakan politik luar negeri itu akan terbangun dan tidak terlepas dari kepentingan nasional. Menurut R.P. Barston (2014), diplomasi merupakan aktivitas mengatur, mengelola, dan manjerial relasi-relasi antar dua negara dan aktor-aktor lainnya. Sebagai peristiwa yang tidak terlepas dari ruang, waktu, dan aktor-aktornya, diplomasi politik secara inheren lahir dari sebuah nalar, pemikiran, dan kesadaran. Dapat pula dikatakan bahwa nalar diplomasi politik ini menjadi objek material yang dapat dianalisis pada level akademik. 

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengadopsi konsep kebijakan politik luar negeri berdasarkan kepentingan politik di dalam negerinya. Dalam konstitusi Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia telah dijelaskan bahwa politik luar negeri Indonesia merupakan politik bebas aktif. Bebas berarti tidak terikat oleh sebuah ideologi atau politik negara asing. Sedangkan, aktif berarti bahwa Indonesia berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia, serta mengembangkan prinsip kebebasan, kerja sama internasional, persamaan dengan menghormati kedaulatan negara-negara lain.

Adanya prinsip bebas aktif inilah yang menjadi ruh dan semangat Indonesia untuk memperjuangkan dan memainkan perannya di dunia internasional. salah satu negara yang menjadi fokus Indonesia dalam memperjuangkan hak kemerdekaannya adalah Negara Palestina. Dalam catatan sejarah, Indonesia memang telah lama menjalin hubungan diplomasi dengan Palestina. Hal ini disebabkan karena Palestina merupakan salah satu negara di wilayah Timur Tengah yang pertama kali mendukung dan memberikan pengakuan kemerdekaan Indonesia, setelah Mesir.

Konflik antara Israel dan Palestina yang dianggap kontroversial, ketika Amerika Serikat mengakui secara de facto bahwa Yerusalem merupakan Ibu Kota Israel. Padahal, pada hakikatnya, Yerusalem merupakan bagian dari Palestina. Pengumuman dan pengakuan itu disampaikan oleh Presiden Donald Trump pada tanggal 6 Desember 2017, sehingga memicu banyak kemarahan dan demonstrasi dari umat Muslim di seluruh dunia. Dalam hal ini, Indonesia memiliki prinsip bahwa segala bentuk penjajahan yang tidak sejalah dengan perikemanusiaan dan perikeadilan menentang segala bentuk penjajahan yang ada di muka bumi, salah satunya adalah pendudukan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Hubungan antar negara yang dianggap baik antara Indonesia dan Palestina, telah mendorong Negara Indonesia untuk melakukan berbagai upaya dan langkah inisiatif dalam berperan serta membantu penanganan korban pendudukan Israel.

Selain itu, Negara Indonesia juga menyatakan sikap tegasnya untuk terus memperjuangkan kemerdekaan Negara Palestina. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menganggap bahwa penelitian ini perlu untuk dikaji lebih mendalam, khususnya terkait hubungan diplomatik Negara Indonesia dengan Palestina dalam bidang politik.

Kebijakan Luar Negeri dan Diplomasi Indonesia Untuk Palestina

Dalam berbagai kesempatan, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi menyampaikan bahwa perjuangan Negara Palestina berada di jantung politik luar negeri Indonesia. Setiap upaya diplomasi Indonesia tidak pernah berhenti untuk membantu Palestina. Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia selalu melibatkan seluruh komponen bangsa dengan tujuan untuk mencapai kepentingan nasional Indonesia. Selain itu, Indonesia juga berperan aktif dalam mewujudkan perdamaian dan keamanan dunia, baik dalam tingkat bilateral, regional, maupun global. 

Pada tingkat global, Indonesia terus mengambil peran untuk aktif di berbagai isu multilateral, seperti pelucutan senjata dan non-proliferasi, penanggulangan kejahatan lintas negera terorganisir, penanggulangan terorisme, millennium development goals (MDGs), pandemic, ketahanan pangan dan energy, perubahan iklim, keanekaragaman hayati, pembanganunan berkelanjutan, ekspresi budaya tradisional, pengetahuan tradisional, reformasi PBB, HAM, gerakan non-blok (GNB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan isu Palestina.

Hubungan Indonesia dan Palestina dapat dilihat sejak awal kemerdekaan Indonesia. Adanya pengakuan pertama kemerdekaan Indonesia dimulai dari Negara Mesir dan Palestina. Pada saat itu, tim delegasi Indonesia yang dikirimkan ke beberapa wilayah Timur Tengah mendapatkan sambutan dan dukungan baik dari Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, yaitu seorang mufti Palestina yang membantu Indonesia untuk melobi negara-negara Arab agar mengakui kemerdekaan Indonesia.

 Pada tahun 1974, Negara Indonesia mengakui keberadaan Palestine Leberation Organization (PLO) yang didirikan oleh Yasser Arafat sebagai representatif dari rakyat Palestina di masyarakat internasional. Pada tahun 1988, Palestina mendeklarasikan kemerdekaan di Aljiria, Ibu kota Aljazair. Kemudian, pada tanggal 16 November tahun 1988, Indonesia mengakui kemerdekaan Palestina dan menjalin hubungan diplomatik dengan negara tersebut. Pada tahun 1991, secara resmi kantor Kedutaan Besar Palestina dibuka di Jakarta. Dan tahun 1993, Presiden Palestina Yasser Arafat melakukan kunjungan ke Indonesia.

Pada tahun 2006, terjadinya kemenangan Hamas dalam pemilu, Indonesia menyatakan sikap dengan menghormati keputusan rakyat Palestina yang telah menyelenggarakan pemilu yang demokratis dan memberikan himbauan kepada negara Barat untuk tidak berpikiran negatif terhadap Hamas. Tahun 2007 dan 2010, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas melakukan kunjungan kerja ke Indonesia. Kunjungan ini bertujuan untuk meminta dukungan Indonesia agak dapat kembali melakukan upaya perdamaian, rekonsiliasi internal Palestina, khususnya pada kelompok Fatah dan Hamas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline