Lihat ke Halaman Asli

annastasya tasya

Penggiat Literasi

Malas Jalan Kaki karena Adanya Alat Transportasi

Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Dokumen Pribadi

Jalan kaki, sebenarnya sebuah kegiatan yang banyak memberi manfaat. Salah satunya otot-otot kaki yang terasa kaku atau biasa kita sebut kemeng menjadi lebih enakan karena peredaran Farah mengalir lebih lancar. 

Namun kegiatan berjalan kaki sangat jarang sekali kita lihat sekarang. Bahkan saya sendiri memang lebih memilih untuk mengendarai sepeda motor daripada berjalan kaki. 

Pernah beberapa waktu yang lalu karena sepeda kebetulan rusak waktu pandemic, beberapa hari saya terpaksa berjalan kaki ke toko di depan gang yang berjarak setengah kilometer dari rumah. 

Hampir setiap hari saya berjalan kaki mengajak anak-anak.  Maksud hati sekalian ingin mengajak anak-anak jalan-jalan sore agar tidak bosan di rumah saja. 

Beberapa tetangga malah merasa aneh dengan kami yang berjalan kaki. Mereka terlihat kasihan karena harus berjalan setiap kali butuh sesuatu ke toko di depan gang. 

Mungkin karena sambil berjalan kami masing-masing  menenteng plastik kresek. Kami menanggapi mereka hanya dengan senyuman. 

Memang terkadang berjalan kaki dianggap aneh bagi mereka yang jarang melihat kita berjalan kaki. Pun kita juga merasa aneh jika dilihati dan dikasihani karena kita berjalan kaki. 

Jadi sebenarnya kesadaran kita berjalan kaki untuk kesehatan masih sangat kurang. 

Dulu ketika kita belum memiliki alat transportasi kita berjalan kaki karena memang keadaan yang mengaharuskan kita berjalan kaki. 

Setelah memiliki kendaraan bermotor rasanya menjadi malas untuk berjalan kaki. Selain memang dengan alat transportasi dapat menyingkat waktu dengan bersepeda motor juga lebih efektif dan efesien. Mungkin hal itulah yang menyebabkan kebiasaan berjalan kaki jarang dilakukan lagi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline