Lihat ke Halaman Asli

Hotel Kartika Wijaya Riwayatmu Kini

Diperbarui: 13 Mei 2020   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Situsbudaya.id

Pariwisata modern Indonesia sebenarnya sudah dimulai ketika zaman pendudukan Belanda di Indonesia. Vereeneging Toesristen Verker (VTV) merupakan lembaga pariwisata yang bertindak sebagai tour operator atau travel agent

Pendit (2003), menjelaskan bahwa istilah pariwisata diperkenalkan oleh dua budayawan sekitar tahun 1960, yaitu Moh. Yamin dan Prijono. Kedua budayawan memberikan masukan kepada pemerintah saat itu untuk mengganti istilah tour agar sesuai dengan bahasa khas Nusantara. 

Seperti yang kita ketahui di Indonesia banyak sekali tempat wisata yang bisa kita kunjungi dari Sabang sampai Merauke kita dapat menemukan banyak sekali tempat wisata yang ingin kita kunjungi, di mulai dari pegunungan sampai lautan.

Misalnya saja Kota Batu, kota yang berada di ketinggian 700-1.700 mdpl ini merupakan kota pilihan sebagai destinasi pariwisata unggulan di daerah provinsi Jawa Timur yang sudah dikenalkan dari dahulu. 

Kota Batu sendiri memiliki julukan De Kleine Zwitserland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa yang merupakan ungkapan kekaguman bangsa Belanda terhadap Kota Batu akan keindahan alamnya sehingga pada masa kolonialisme Belanda, Kota Batu menjadi tempat peristirahatan. 

Dengan hal itulah yang membuat Martyrose Ter Matrin Sarkies memutuskan untuk membangun sebuah rumah peristirahatan (villa) di Kota Batu pada tahun 1891. Dan bangunan inilah yang lalu menjadi cikal bakal Hotel Kartika Wijaya. 

Sejak dibangun pada sekitar tahun 1890 hingga sekarang bangunan ini telah mengalami perubahan fungsi sebanyak tujuh kali. Seperti menjadi rumah tinggal, kamp intenir, markas detasemen TNI dan dapur umum, markas militer Belanda, rumah sakit khusus AD, dan menjadi hotel. 

Karena pemanfaatan yang baik serta terawatnya bangunan ini, hal inilah yang menjadikan hotel ini berkembang dengan pesat. Terjadinya perubahan fungsi tidak terlepas dari peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitarnya.

Alasan lain Martyrose Ter Matrin Sarkies membangun villa atau Hotel Kartika Wijaya adalah guna memenuhi kebutuhan para saudagar Belanda untuk berlibur di akhir pekan, khususnya di wilayah Kota Batu. 

Tahun 1931 Hotel Kartika Wijaya ini juga sempat dijual kepada pengusaha Outobus P.O BOM (Omsgieving Matskapij) yang merupakan orang China keturunan Belanda bernama  Tjoa Tjwan Gie. Setelah itu, bangunan eksotis ini sempat menjadi rumah pengobatan alternatif oleh Sosrokartono dan RM Sapujagad.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline