Lihat ke Halaman Asli

Annas widianto

tetap tenang

FOMO dalam Perspektif Psikologi dan Islam

Diperbarui: 14 Juni 2022   17:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

penulis : annas widianto, tyas ayu anjani, alya zuhdiyah astrillah

(Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka)

APA ITU  FOMO?

Menurut Przybylski,et.al (dalam Dossey, 2014) menemukan beberapa fakta mengenai FoMO diantaranya adalah FoMO merupakan kekuatan pendorong dibalik penggunaan internet dan media sosial khususnya, tingkat FoMO tertinggi dialami oleh remaja dan dewasa awal (emerging adulthood), rendahnya kepuasaan dalam hidup dapat mendorong FoMO yang tinggi dan FoMO yang tinggi disebabkan karena terlalu sering mengakses internet ketika sedang menjalani aktivitas yangmembutuhkan konsentrasi tinggi seperti mengemudi maupun sedang belajar didalam kelas.

contoh fenomena sehari-hari

Contoh spesifik lain adalah ketika kita tidak terlibat dalam suatu aktivitas yang dilakukan teman lain. Rasanya sangat tidak mengenakkan. Di situasi tersebut, biasanya kita cenderung merasa gelisah, dan cemas berlebih. Bagi individu yang merasa "tertinggal", biasa mereka mengecek media sosial secara terus menerus untuk mendapatkan informasi apa pun demi menghindari ketertinggalan informasi lebih jauh lagi. Tapi, sadar tidak bahwa ini bukan lagi sesuatu yang baik dan sehat. Kondisi ini bisa dijelaskan lewat istilah 'FOMO".

FOMO dari sudut pandang psikologi

Definisi FOMO menurut psychology  adalah kekhawatiran yang dimiliki bahwa orang lain mungkin memiliki pengalaman berharga, dan dirinya tidak hadir pada situasi tersebut. Dampak lain dari FOMO mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, memiliki kehidupan lebih baik dibandingkan hidup kita.

bahaya dan dampaknya?

FOMO mampu mendatangkan efek buruk, baik secara fisik maupun psikologis.

  1. Memengaruhi kondisi mental dan fisik

Mudahnya mengakses media sosial membuat meningginya potensi gangguan kecemasan dan ketakutan yang dirasakan oleh masyarakat. Hal ini membuat orang yang mengalami FOMO akan merasa cepat lelah karena menurunya daya konsentrasi. Selain itu, kecemasan juga menjadi awal bagi munculnya kondisi stres berat atau depresi,

  1. Menurunya kualitas hubungan sosial
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline