Lihat ke Halaman Asli

Ironi Seorang Afi dan Agama Kasih

Diperbarui: 5 Juni 2017   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Afi Nihaya Faradisa, sumber gambar : tribunnews.com

Afi, remaja 18 tahun, yang menulis di timeline dia sendiri.

WARISAN

Tulisan warisan adalah fakta, bukan pemikiran manusia, fakta ini sudah diketahui manusia sejak lama, kebetulan saja dishare kembali oleh seorang anak remaja di moment yang tepat, disaat anak bangsa lainnya sibuk membela “warisannya” masing-masing.

Warisan adalah kehendak Tuhan.

Kehendak Tuhanlah di dunia ada banyak ras dan agama, kehendak DIA pulalah seseorang lahir dimana.

Adalah fakta pula bahwa 99% manusia saat meninggal tetap beragama SAMA seperti saat dia dilahirkan.

Sebagian menyangkal sambil menjerit bahwa agamanya adalah pilihan.

Oya? Kapan kita memilih?

Pernahkah kita membaca dan mempelajari kitab agama lain secara mendalam? Atau pengetahuan kita akan agama lain hanya ditentukan oleh kata lingkungan, kata google, youtube dan berita?

Memilih itu minimal diantara 2. Tidak ada memilih dari 1.

Sederhana saja, bila didepan kita HANYA ada sepiring nasi goreng, dan kita memakannya, bisakah kita mengatakan kita memilih memakan nasi goreng tersebut? Bisa sih, pilihannya adalah antara makan/tidak makan (beragama/tidak), bukan memilih nasi goreng vs baso, karena "baso"nya tidak pernah ada didepan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline