Lihat ke Halaman Asli

Jokowi Panen "Ular"

Diperbarui: 2 Desember 2016   18:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksi Damai 212, sumber gambar : kompas.com

Kenapa Ahok tidak ditahan? Padahal semua orang sudah tahu bahwa respon publik pasti tidak puas = demo lanjutan.

Pertanyaan yang mungkin berputar di benak kita beberapa minggu ini...

Kejadian pagi hari ini mengagetkan dan mulai menjawab, 8 orang ditangkap polisi atas dugaan makar + 2 orang atas dugaan UU ITE. Perlahan tetapi pasti, strategi yang digunakan Jokowi semakin terlihat, apa itu?

1.    Ahok sengaja tidak ditahan dulu, supaya ada demo lanjutan = cukup waktu untuk mematangkan mimpi para aktor politik/mengumpulkan bukti.

2.    Para aktor politik merasa semakin mendapat angin, antusias menunggangi demo lanjutan dengan tujuan-tujuan diluar Ahok.

3.    Bukti-bukti pertemuan dan ucapan yang menuju makar terkumpul

4.    Ditangkap "sebagian" sebagai shock therapy

Strategi yang hampir sama dengan yang dilakukan di Turki, dimana disana jauh lebih ekstrem karena ribuan yang ditangkap dan dipecat tanpa pengadilan, semua haters dibabat habis dengan memanfaatkan kejadian kudeta yang kecil bahkan diragukan siapa dalangnya.

Jangan kuatir Jokowi tidak se-ekstrem itu, terbukti dari yang ditangkap hanya sebagian atau "kulit"nya saja, pemimpi2 di siang bolong, belum menyentuh "sarangnya". Tetapi setidaknya ini sudah menjadi shock therapy bagi siapapun yang punya mimpi2 basah untuk menggoyang pemerintah.

Beliau tetap menggunakan politik santun dan simbol seperti biasanya, penangkapan kali ini adalah simbol, bahwa bukti2 itu ada, supaya para aktor politik yang masih ada di sarangnya bungkam.

Selain itu, Jokowi sangat mencintai para haters, karena tanpa haters tidak akan ada lovers, hehehe... Terbukti hari ini beliau nekad hadir di monas khusus untuk mereka, coba tanya presiden manapun juga, ada yang berani turun di tengah jutaan "pendemo"? Presiden lain ketemu perwakilan pendemo saja jarang yang mau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline