Lihat ke Halaman Asli

(Friday Ideas-18) Iuran BPJS Bukan Gotong Royong?

Diperbarui: 24 Juni 2016   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gotong Rotong RT/RW, sumber gambar : sindonews.com

BPJS berusaha mengedukasi masyarakat bahwa iuran BPJS tersebut adalah goyong royong melalui banyak jalur termasuk blog competition yang sekarang sedang berlangsung di Kompasiana.

Mengenai iuran BPJS ini sebenarnya sudah pernah di bahas di serial tulisan Bom Waktu Bernama BPJS DISINI.

Langsung ringkasannya saja, iuran BPJS tersebut bukanlah goyong royong murni. Lho kok bisa? Bukankah slogannya yang sehat membantu yang sakit?

Ya itu benar bila kondisi yang dibandingkan horizontal waktu SAAT INI, si A sehat, si B sakit, iuran si A untuk membantu si B yang sakit. Tetapi tidak demikian bila dibandingkan vertikal = kehidupan si A dari bayi hingga meninggal dunia. Si A "sekarang" sehat, mungkinkah dia sampai meninggal dunia tidak pernah sakit?

Yang ada malah dengan kemajuan teknologi dan alat diagnosa, semakin banyak penyakit yang terdiagnosa, dan penulis berani menjamin 101% si A di masa depan akan sakit, bahkan bisa menghabiskan ratusan juta/lebih dan jauh lebih banyak dari iuran dia bila ditotal sejak lahir! (Baca link artikel sehat itu mahal dibawah)

Jadi si A bukan membayar iuran untuk si B yang sakit, tetapi dia menabung untuk masa depan dia bila sakit di masa depan.

Jadi dimana donk letak goyong royongnya? Lha semua bayar iuran untuk menabung buat diri sendiri bila sakit di masa depan kok. Ini yang harusnya BPJS tekankan, bahwa biaya sakit saat lansia itu mahal luar biasa, jauh melebihi iuran kita berpuluh tahun! Bila masyarakat sadar akan hal ini, dijamin dengan sukarela membayar iuran. ( baca Sehat Itu Mahal di link terlampir di bawah)

Beda dengan asuransi swasta, yang hanya menjamin hingga usia tertentu dengan iuran selangit, mereka paham bahwa usia lansia butuh biaya kesehatan luar biasa mahal.

Konsep gotong royong hanya bisa terjadi apabila :

- Yang kaya mensubsidi yang miskin. Kenapa? Karena iuran BPJS wajib bagi semua orang, sedangkan mereka yang kaya tidak menggunakannya, kecuali mereka jatuh miskin di masa depan (ini pun bisa dikatakan iuran buat jaga-jaga di masa depan, baru bisa dikatakan membantu orang lain, bila dia sampai meninggal tidak memakai BPJS).

Berlakukan besaran iuran sesuai gaji yang diterima, tanpa maksimal gaji, barulah terjadi subsidi kaya ke miskin, sistem sekarang iuran dihitung persentase dengan gaji maksimal hanya 8 juta, artinya iuran gaji 3 juta dan 30 juta hanya beda sedikit, karena yang dihitung hanya 8 juta pertama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline