Berikut percakapan penulis dengan seorang teman (dokter umum) sekitar 2 tahun yang lalu:
P : Bro, kenapa kok ga lanjut ke dokter spesialis?
T : Ga ada dana, sekolah dokter itu mahal, minimal 1 "inova" (mobil).
P : Nyambi-nyambi kerja dan sekolah kan bisa? Atau pinjam keluarga?
T : Bukan hanya masalah dana, tapi tempat terbatas juga, kalau dokter spesialis, kebanyakan yang "darah biru" yang diterima.
P : Darah biru? Maksudnya?
T : Anak/sanak saudara dokter lama (senior) yang diutamakan.
P : Oo, ya kalau di sini tempat terbatas, sekolah ke luar negeri saja, kan banyak beasiswa juga?
T : Idealnya seperti itu, tapi faktanya sekolah luar negeri pulangnya dipersulit untuk dapat izin praktek
P : Ha? Bukannya sekolah luar negeri impor ilmu, kok malah dihalangi. Jadi gimana donk?
T : Ya terperangkap jadi dokter umum selamanya, beginilah nasib dokter "berdarah merah".