Lihat ke Halaman Asli

Menggugat Kebijakan TKI Jokowi

Diperbarui: 27 Oktober 2015   08:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Lindungi TKI, sumber gambar : okezone.com"][/caption]

Membaca artikel di merdeka.com http://www.merdeka.com/dunia/pemerintahan-jokowi-akan-pulangkan-700-ribu-tki-di-saudi.html sangat ironi.

Ada yang ada di pemikiran pemerintah sehingga para pahlawan devisa itu malah ditarik pulang disaat kita krisis ekonomi dan butuh devisa? Benar-benar tidak habis pikir..

Sebaiknya pemerintah jangan terus menggunakan alasan harkat dan martabat, maupun alasan TKI bermasalah/illegal. Berikut adalah beberapa poin yang perlu kita renungkan bersama :

1. Harkat dan Martabat

Harkat dan martabat apakah bisa naik kalo mereka pulang dan jadi pengangguran di Indonesia? yang ada malah anak-anaknya ga sekolah atau tidak bisa lulus kuliah dan lingkaran setan berulang, anak-anaknya di masa depan tetap jadi pembantu/kuli ! Mereka menjadi TKI justru dalam rangka supaya anak-anaknya kedepan bisa kuliah dan jadi orang sukses= harkat dan martabat terangkat.

Bahkan seringkali hanya dengan bekerja 2-5 tahun di luar negeri, dengan pelatihan wirausaha, universitas terbuka dll, mereka sudah mempunyai cukup modal untuk berusaha di dalam negeri dan tidak perlu kerja jadi TKI lagi. Bukankah itu termasuk mengembangkan UMKM? bila tanpa kerja di luar negeri, sampai kapan modal itu baru akan terkumpul?

2. TKI Illegal 

Illegal tinggal dibantu urus suratnya menjadi legal, plus penataan dan hukum supaya tidak terjadi lagi yang illegal2 kedepan.

3. Kekerasan pada TKI

Masalah kekerasan TKIpun hanya terjadi di segelintir orang saja, pekerja di dalam negeripun sering mengalami kekerasan, bukan karena letaknya di luar negeri lalu baru ada kekerasan. Jadi tidak relevan sama sekali alasannya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk meminimalkan kekerasan dengan pantauan berkala dari KBRI, dst.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline