Lihat ke Halaman Asli

Anna Harry

Pengumpul kata

Wanita Pemanggul Mimpi

Diperbarui: 3 Februari 2020   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memiliki tetangga yang tangguh adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Pengajaran dan pelajaran hidup seringkali mampir, menjadi pengingat bahwa kita harus terus bergerak, jangan malas!

Dialah Bu Nafisah, mbok Sah kami akrab menyapa beliau. Tinggal berdua bersama suami yang sudah renta namun masih aktif berdagang, keduanya menjadi sosok tangguh yang saya kagumi. Memiliki empat orang anak yang kesemuanya lelaki. Di antara dua pilihan cucu, sebagian sudah menikah dan memiliki anak, Buyutnya simbok.

Berusia hampir delapan puluh tahun, dengan penampilan sederhana beliau tetap memulai aktifitas semenjak pagi buta. Karena rumah kami sangat berdekatan, saya selalu bisa mendengar jam berapa beliau mulai bangun, setengah tiga pagi.

Mbok Sah itu memiliki banyak keistimewaan.

* Seorang Muslim yang taat
Beliau adalah sosok panutan yang sangat luar biasa, terbiasa bangun di sepertiga malam dan melaksanakan sholat Sunnah. Hal ini pernah saya tanyakan langsung, beliau hanya tersenyum dan berkata "sepatutnya manusia itu menghamba pada Alloh, karena Alloh menyukai hal itu."

* Pekerja keras
Selepas sholat subuh, beliau biasanya pergi ke pasar untuk kulakan. Ya ... Beliau adalah tukang sayur, kalau di daerah saya lebih dikenal sebagai mlijo.
Meski sudah banyak mlijo modern dengan bermodal sepeda motor, tossa bahkan berkeliling membawa mobil bak terbuka, Si Mbok tetap setia dengan bandat serta anting plastiknya.

Menyusuri jalanan sekitar satu kilo meter, beliau lakoni setiap hari. Beliau Benar-benar sosok wanita tangguh.

* Ulet
Tidak jarang, bahan makanan yang beliau beli tidak habis terjual. Sore hari biasanya beliau membuat botok dan pepes ikan, semua beliau kerjakan sendiri. Luar biasa.

*Dermawan
Sangat suka berbagi, entah itu makanan maupun sayur-sayuran. Tak segan pula beliau mengantarkan ke rumah semisal beliau selesai membuat masakan. Saya yang masih muda merasa kalah jauh dari beliau. Seringkali merasa malu, karena seringnya beliau berbuat baik sedangkan saya?

* Penghafal yang baik

Mengikuti kajian/pengajian menjadi rutinitas beliau selain sholat jamaah ke musholla yang terletak di seberang jalan rumah kami. Beliau selalu mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan, kemudian menghafal dan mengamalkannya. Saya yang muda? Kalau tidak dicatat ya lupa, tapi beliau tidak membawa buku catatan bisa menghafal amalan-amalan apa saja yang disampaikan, sekali lagi saya merasa kalah telak dari beliau.

* Berhasil mengantarkan anak-anaknya sukses
Beberapa tahun silam, saya masih ingat betul. Bagaimana rumah sederhana itu menjadi tempat beliau berteduh dari panas dan hujan, membesarkan keempat putranya dan mengantarkan mereka sampai bisa sukses.

Kini dinding bambu itu tak ada lagi, anak-anak yang beliau besarkan telah mampu membangunkan sebuah rumah sangat layak untuk kedua orangtuanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline