Lihat ke Halaman Asli

Siska Dewi

TERVERIFIKASI

Count your blessings and be grateful

5 Cara Membangun Budaya Inovasi

Diperbarui: 10 Juni 2022   03:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membangun budaya inovasi | sumber foto: freepik

Pernahkah Anda merasa sangat bergairah melakukan inovasi untuk membuat perubahan? Gairah yang meluap sesaat, lalu segera terganti oleh ketakutan akan kritik dan kegagalan?

Banyak orang menyadari inovasi dapat mendorong pertumbuhan. Para pemimpin perusahaan memahami bahwa mereka perlu mengembangkan budaya inovasi demi kemajuan perusahaan.

Namun, sebuah survei yang dilakukan oleh McKinsey & Company terhadap para eksekutif mengungkap 85% responden setuju bahwa rasa takut sering kali melumpuhkan gairah inovasi di organisasi mereka.

Timbul pertanyaan, apa yang ditakuti? Bagaimana cara mengatasinya?

Apa yang kita takuti?

Rasa takut adalah topik yang kompleks dan personal. Masing-masing orang merespons rasa takut secara berbeda.

Ada orang yang terintimidasi dan merasa lumpuh karena takut. Namun, tidak sedikit yang termotivasi untuk bergerak maju dengan berani.

Secara garis besar, ada tiga ketakutan yang berpotensi melumpuhkan gairah inovasi. Mari kita simak satu per satu.

Pertama, takut akan dampak negatif terhadap karier

Takut akan dampak negatif terhadap karier | sumber foto: gpointstudio/freepik

Proyek inovasi bagaikan pisau bermata dua. Jika berhasil, ia akan melambungkan penilaian orang terhadap kompetensi Anda. Jika gagal, kebalikannya yang terjadi.

Keberhasilan dalam mengimplementasikan proyek inovasi mungkin berdampak terhadap kenaikan jabatan dan penghasilan. Namun, bagaimana jika gagal? Yang terjadi adalah sebaliknya. 

Orang cenderung takut melakukan hal-hal yang berdampak negatif terhadap penilaian orang lain atas kompetensi mereka. Itulah sebabnya, kebanyakan orang enggan mempertaruhkan karier untuk sebuah proyek inovasi. Mereka lebih memilih diam dalam zona nyaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline