Dear Diary,
Pagi ini aku berangkat ke gereja bersama suami dan dua anak kami. Sejak gereja diperkenankan menyelenggarakan Misa offline, kami memilih untuk hadir secara fisik mengikuti Perayaan Ekaristi.
Ada yang istimewa pada hari ini sehingga aku ingin berbagi cerita denganmu, Diary. Hari ini adalah Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam yang dikhususkan untuk memperingati Yesus sebagai Raja Semesta Alam.
Peringatan tersebut mengingatkanku bahwa Kerajaan Yesus bukanlah kerajaan yang memiliki batas teritori atau regional seperti raja-raja di masa lalu. Kerajaaan Yesus mencakup seluruh alam semesta.
Yang lebih istimewa lagi, Paroki kami, Paroki Kedoya Gereja Santo Andreas merayakan ulang tahun ke-35 hari ini. Tema perayaan kali ini adalah “we stand for justice, peace and integrity of creation”.
Jadi, Diary, siapkan kopimu dan mari bercerita tentang hari ini ….
Merefleksikan 35 tahun perjalanan Paroki
Pastor Celsius Mayabubun MSC, Pastor Kepala Paroki yang akrab disapa Romo Cel, mengajak kami mensyukuri 35 tahun perjalanan sebagai Paroki. Syukur karena Paroki ini bertumbuh besar karena Sang Raja menguasai hati setiap umat beriman dan menjadi teman perjalanan hingga saat ini.
Namun beliau juga mengingatkan bahwa syukur perlu diiringi dengan refleksi mengenai apa yang perlu dilakukan ke depan sebagai umat Paroki. Selain diucapkan, syukur juga perlu diwujudkan dalam tindakan nyata.
Sebagai refleksi, pada pukul 10.00 pagi ini, setelah pulang dari gereja, kami menyaksikan Kilas Balik Sejarah Gereja St. Andreas Paroki Kedoya. Diary, kamu juga bisa ikut menyaksikan kilas balik tersebut lewat utas di bawah ini.
Dalam sambutannya, Romo Cel mengucap syukur atas segala rahmat dan berkat yang Tuhan anugerahkan secara melimpah kepada umat Paroki Kedoya sehingga terus bertumbuh dalam iman, harapan, dan kasih.