Lihat ke Halaman Asli

Siska Dewi

TERVERIFIKASI

Count your blessings and be grateful

"Anak Bawang" dan Mentor yang Toxic

Diperbarui: 20 April 2021   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'Anak bawang' dan mentor yang toksik - photo created by ArthurHidden/freepik

Sering terjadi, seorang pegawai yang lebih senior ditunjuk menjadi mentor bagi anak magang atau fresh graduate yang baru bergabung di perusahaan. Mentor tersebut diharapkan dapat menginspirasi dan membimbing juniornya, si 'anak bawang'.

Seorang mentor diharapkan dapat mentransfer visi, misi, nilai dan budaya perusahaan dengan cepat dan tepat. Ia diharapkan berbagi pengalaman mengenai keberhasilan dan kegagalannya sehingga juniornya dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam skenario serupa.

Namun, kenyataan di lapangan tidak selalu ideal. Tidak jarang kita menemukan mentor-mentor yang berperilaku toksik. Alih-alih memberi nutrisi bergizi kepada para junior yang seharusnya dibimbing, para mentor ini malah meracuni mereka.

Si lebah yang selalu sibuk

Si lebah yang selalu sibuk - Photo by KOBU Agency on Unsplash

Ketika seorang junior diperkenalkan kepadanya, lebah yang selalu sibuk ini akan menyambut si junior dengan ramah. Setelah sesi perkenalan, ia akan menekankan bahwa si junior adalah salah satu dari banyak orang yang harus dilayaninya.

Lebah yang selalu sibuk ini akan meminta junior untuk menyesuaikan diri dengan jadwalnya. Junior mungkin akan merasa seperti sedang mengambil nomor antrian untuk berjumpa dokter.

Pada situasi tertentu, tingkat kesibukan yang tinggi sangat mudah dimengerti. Jadwal bimbingan yang disepakati bersama sejak awal, juga merupakan hal yang baik dan dapat membantu kedua belah pihak.

Hanya saja, keadaan darurat bisa saja terjadi tanpa terduga. Kondisi darurat adalah saat di mana kehadiran seorang mentor betul-betul sangat dibutuhkan oleh junior.

Dalam kondisi normal, seorang mentor yang bijaksana mungkin akan menyepakati jadwal dan meminta junior mematuhi jadwalnya. Namun, dalam kondisi darurat, mentor yang bijaksana akan berusaha hadir untuk memberi bantuan yang dibutuhkan junior.

Lebah yang selalu sibuk akan bertindak sebaliknya. Ia tidak merasa perlu hadir karena kondisi darurat tersebut terjadi di luar jadwal yang sudah disepakatinya.

Perilaku ini dapat dikategorikan toksik karena berpotensi membuat junior merasa diri tidak berharga. Junior mungkin merasa semua orang lain dalam kehidupan si lebah yang selalu sibuk, lebih penting daripada dirinya.

Aku tuan, kamu budakku

Pada tahun terakhir di SMEA hampir 40 tahun yang lalu, kami harus menjalani magang kerja selama 3 bulan dan membuat laporan dalam bentuk karya tulis. Saya beruntung diterima magang di sebuah Kantor Akuntan Publik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline