Lihat ke Halaman Asli

Siska Dewi

TERVERIFIKASI

Count your blessings and be grateful

Permata Hati, Anugerah dan Amanah dari Sang Pencipta (3)

Diperbarui: 19 Juli 2020   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Courtesy of: Yoanna Yudith (dokpri)

Ringkasan cerita yang lalu

Amel terdeteksi mengidap Rubella di awal kehamilan pertama. Dokter obgyn pertama yang dikunjungi Amel menyarankan agar Amel menggugurkan kandungan namun Amel memilih untuk mempertahankannya.

Allah lalu mempertemukan Amel dengan seorang ahli bayi tabung yang berkenan menangani kehamilan dan membantu persalinannya. Tepat empat tahun setelah mengucapkan ijab kabul, Amel dan Dhika, suaminya, dikaruniai seorang putri yang cantik.

Enam tahun kemudian, Amel hamil anak kedua. Trimester pertama kehamilan Amel diwarnai dengan terjadinya pendarahan akibat plasenta yang belum menempel sempurna. Pada trimester kedua kehamilannya, Amel terdeteksi mengalami plasenta previa parsial, posisi plasenta Amel tidak bergerak dari bawah rahim sehingga menutup sebagian jalan lahir. 

Badai Semakin Kencang, Aku Siap Menghadapi Kondisi Terburuk

Pada trimester ketiga, berdasarkan hasil USG 4 dimensi, aku dinyatakan mengalami plasenta previa total.

"Mel, sekarang kondisi kehamilanmu sudah bukan plasenta previa parsial, melainkan plasenta previa total." dokter Ivan berkata setelah melihat hasil USG. "Sampai dengan saat ini, posisi plasentamu masih tetap di bagian bawah rahim, dan sudah menutup seluruh jalan lahir."

Aku diingatkan untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami pendarahan yang memburuk. Kami sepakat bahwa harus diambil keputusan segera jika hasil USG 4 dimensi dua minggu berikutnya tidak membaik.

Dua minggu berikutnya, Dhika sedang tidak bertugas ke proyek sehingga dapat menemani aku kontrol ke dokter. Kami menunggu dengan tenang ketika dokter Ivan membaca hasil USG.

"Mel, ini plasenta akreta!" dokter Ivan berbicara dengan sangat hati-hati. "Ini adalah kondisi di mana plasenta kamu menancap/menembus terlalu dalam pada dinding rahim. Dilihat dari USG, sudah hampir menembus ke lapisan paling luar."

Aku terdiam. Terbayang di benakku wajah penuh khawatir dari dokter yang tadi menangani USG 4 dimensi.

"Jika kalian setuju," dokter Ivan memandang aku dan Dhika bergantian lalu melanjutkan, "Kita percepat proses persalinan. Rencana Amel melahirkan di bulan Maret, kita majukan ke bulan Februari."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline