Lihat ke Halaman Asli

Siska Dewi

TERVERIFIKASI

Count your blessings and be grateful

Cerdas Memanfaatkan Produk Keuangan, Makroprudensial Aman Terjaga

Diperbarui: 4 Juli 2020   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.edcan.ca/articles/burnout-principals-and-vice-principals/

Di awal merebaknya pandemi COVID-19 di Indonesia, ketika headline media massa dipenuhi berita tentang pendapatan para driver ojek online (OJOL) yang menurun tajam, sekelompok teman saya dari suatu komunitas menggagas ide untuk memberi bantuan kepada para driver OJOL. Mereka mengumpulkan sumbangan dari para dermawan. Jumlah yang terkumpul digunakan untuk menolong 800 orang driver. Setiap hari, 5 orang teman bertugas memesan sembako melalui fitur belanja di salah satu aplikasi pembayaran digital dan memberikannya kepada 4 orang driver.

Setelah ada driver OJOL yang menerima pesanan, teman yang bertugas akan mengirim pesan kepada si driver yang bunyinya, “Kami dari komunitas XYZ sedang menjalankan program berbagi kasih. Sembako ini untuk Bapak dan keluarga. Silakan menuju tempat antar dan buat laporan terkirim. Saya sudah membayar melalui aplikasi ini. Semoga tanda kasih ini bermanfaat untuk Bapak dan keluarga.”

Para driver OJOL mengaku kaget dan berterima kasih. Ada yang membalas dengan pesan haru seperti, “Alhamdulillah, terima kasih Ibu. Susu yang Ibu berikan sangat berguna untuk anak saya yang masih balita. Semoga berkah ya, Bu!”

Apa yang dilakukan oleh teman-teman saya hanya salah satu contoh langkah ikut berkontribusi membantu pemerintah mengatasi dampak negatif dari pandemi COVID-19 dengan memanfaatkan produk keuangan demi membuat makroprudensial aman terjaga.

Kita pun dapat seperti mereka. Ada banyak produk keuangan yang dapat kita manfaatkan untuk ikut serta membantu makroprudensial Indonesia aman terjaga. Beberapa langkah kecil memanfaatkan produk-produk keuangan yang diuraikan di bawah ini dapat dimulai dari keluarga kita.

https://www.thevintagenews.com/  

Mengajak Anak Menabung Sejak Dini

Ketika masih kanak-kanak, saya memiliki sebuah celengan berbentuk babi yang lucu. Saya rajin menyisihkan uang jajan untuk ditabung dalam celengan itu. Sekian dekade berlalu, kegiatan menabung pun berubah. Saat anak-anak saya mulai mengerti uang, banyak bank yang menawarkan produk tabungan junior untuk anak-anak. Saya membuka rekening tabungan junior untuk masing-masing anak dan mereka rajin menyisihkan uang jajan untuk ditabung.

Setelah anak berusia 17 tahun, kami membuka rekening tabungan orang dewasa. Kami menyetor uang bulanan ke rekening miliknya. Saya himbau anak untuk mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran agar dapat melakukan evaluasi dan perencanaan ke depan. Dengan berjalannya waktu, anak-anak pun belajar mengelola keuangan sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline