Lihat ke Halaman Asli

Timbal Balik Mahasiswa dan Masyarakat / Pedagang di Lingkungan Sekitar Kampus

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Setelah para siswa selesai menempuh pendidikan menengah atas, banyak yang melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi (D3/S1), namun tidak semua wilayah di Indonesia ini memiliki perguruan tinggi. Dan, banyak pula lulusan-lulusan dari SMA ini yang mengincar perguruan-perguruan tinggi yang unggul yang tidak bertempat di daerah darimana mereka berasal. Sehingga setelah para lulusan SMA ini dinyatakan diterima di perguruan tinggi pilihannya, dan mereka berkeputusan untuk mengambil ‘kursinya’, banyak dari mereka yang memilih kost dikarenakan keadaan yang tidak memungkinkan untuk pulang-pergi ke daerah asalnya.

Keadaan seperti ini membuat mahasiswa membutuhkan tempat untuk tinggal, dan lalu diikuti kebutuhan-kebutuhan lainnya, baik itu kebutuhan sehari-sehari ataupun kebutuhan tugas dari perkuliahannya. Pintarnya, banyak masyarakat yang melihat situasi ini sebagai suatu ‘kesempatan’ untung memperoleh keuntungan. Banyak dari masyarakat yang kemudian menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Jadi sebenarnya, dengan keadaan seperti ini ada timbal balik antara mahasiswa dan masyarakat setempat.

Fasilitas utama yang diberikan oleh masyarakat adalah tempat tinggal, baik itu dalam bentuk rumah ataupun sepetak kamar yang disewakan. Dan ada juga masyarakat yang menjadi penjaga rumah/tempat kost yang pemiliknya tidak tinggal dalam tempat yang sama yang disewakan. Selain itu banyak juga masyarakat yang berjualan makanan. Disetiap lingkungan perkuliahan pasti pedagang makanan tidak akan sulit dijumpai. Dari yang sekedar jajanan-jajanan kecil hingga makanan berat. Selain itu, banyak juga masyarakat yang menyediakan toko peralatan tulis dengan segala fasilitasnya seperti fotokopi, laminating, jilid, dan lain-lain. Dan contoh lainnya ada juga masyarakat yang menyediakan fasilitas warnet, toko baju, alat kecantikan, toko sepatu, kios handphone, dan lain-lain.

Dari fasilitas-fasilitas diatas, maka para mahasiswa pun tidak perlu kebingungan untuk memenuhi kebutuhannya selama tinggal di lingkungan perkuliahan. Untuk tempat tinggal, mahasiswa bisa menyesuaikan dengan budget yang dimiliki. Beragam harga tempat kost ditawarkan, mulai dari yang sangat terjangkau, sampai yang cukup mahal. Untuk makanan, mahasiswa juga tidak perlu khawatir, banyak pedagang makanan berjualan tiap waktunya. Lalu untuk tugas-tugas perkuliahan juga mahasiswa terfasilitasi dengan adanya kios-kios alat tulis.

Keuntungannya untuk masyarakat setempat, yang tinggal disekitar lingkungan perkuliahan adalah, masyarakat jadi mempunyai mata pencaharian. Itu sangat membantu sekali, mengingat perguruan tinggi memang biasanya didirikan ditempat yang asalnya kurang ramai, yang masyarakat sekitarnya berstatus ekonomi menengah kebawah. Dari mendapat mata pencaharian tersebut mereka jadi bisa mendapat penghasilan yang kemungkinan besar lebih dari cukup. Bahkan dari bisnis kost masyarakat bisa mendapat penghasilan yang cukup dan tetap dalam jangka waktu yang sangat lama. Dari penghasilan tersebut, masyarakat kemudian dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga.

Keberadaan pedagang di sekitar lingkungan membuat mahasiswa merasa terfasilitasi dengan barang atau jasa yang di berikan. Sebaliknya, mahasiswa yang memberikan balasan darijasa dan barang dari masyarakat dapat menguntungkan sang pedagang. Jadi bisa dikatakan hubungan anatara mahasiswa dengan pedagang sekitar menimbulkan timbal balik yang positif sehingga kedua belah pihak bisa saling menguntungkan dan melengkapi kebutuhannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline