Lihat ke Halaman Asli

“Ruang Batin”

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh Juliana Priscilla Dewi

Lembaran kisah indah itu kini lenyap sudah

Berganti dengan mimpi buruk yang berkepanjangan

Meneror jiwa

Menggelapkan asa

Kini ku tak dapat lagi berharap

Senyuman tawa dan hangatnya bersama disini

Kisah itu sejujurnya hanya imajiku saja

Tak ada bahagia

Hanya pedih

Tangis berkepanjangan

Tak ada pagi atau hari berganti

Hanya malam gelap menyelimuti

Penghianatan iri emosi menyatu

Selalu menghantui

Aku takut dengan waktu

Tiap detik dan menit yang kulalui penuh kengerian

Rumahku yang dulu kutempati begitu angker

Dan kini meski di tempat berbeda

Namun ibarat kutukan

Rumahku kembali angker

Aku takut pulang

Aku tak mau pulang

Aku ingin pergi jaauhh

Jaaauuhh..

Amat jauh..

Aku kesepian

Aku mulai keriput menatap kenyataan

Membandingkan hidupku dengan yang lain

Mengapa berbeda?

Terkadang aku menyalahkan takdir

Apa TUHAN pilih kasih?

Apa TUHAN membenciku?

Sudah cukup semuanya

Aku menunggu akhir dari takdirku

Gelap

Dan sunyi….




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline