Lihat ke Halaman Asli

Nurjanah Abdul Syukur

Penulis, penikmat seni, ibu rumahtangga, eyang putri, pebisnis, pedagang, pemilik rumah baca, pecinta hewan, pemilik shelter, dll.

Selepas Menikmati Kopi Hangat

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1303843807501745182

Tiada kata-kata bijak terucap pada bibirnya untuk menyuruhku

Basa-basi untuk bait-bait yang merayu

Tiada kudengar namun kuharap

Aku layaknya kacung bukan ratu yang disanjungnya

Kubuatkan kopi hangat sesuai pesanannya

Ia menikmati seruputannya

Bibirnya, tenggorokannya begitu syarat kepuasan

Tapi matanya geram memandangku

Selepat menikmati kopi hangat

Lahirlah cerita naas itu

Dia berlalu sebelum menorehkan biru dan merah di wajahku

Kutanya pada hati kecilku

Kurang pasrah apakah aku melayaninya?

Hingga pembuluh darah cepat sekali meletupkan emosinya

Otaknya sudah terkontaminasi dunia sesaat

Dia lupa padaku yang kian hari membacakan bait-bait suci untuknya

Agar selamat, agar lancar segala usahanya

Namun, selepas menikmati kopi hangat

Hatinya hitam sepekat kopi yang kubuat

Pamulang

Anna Noor




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline