Lihat ke Halaman Asli

anna_ nahnu98

mahasiswa

Zainab al-Kubro : Manifestasi dari pendidikan bersumber kenabian yang eksis hingga kini dan nanti

Diperbarui: 9 November 2024   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahun ke lima hijriah (ada juga riwayat tahun ke enam) lahirlah anak ketiga dari seorang rahim ibu yang begitu mulia, hingga Nabi saw menggelari  sang ibu ini dengan 'wanita penghulu  syurga'. Tak lain adalah putri kinasih Muhammad saw, sayidah Fatimah A-zahra.  Sayidah Fatimah melahirkan anak yang ketiga setelah al-Hasan dan al-Husain. Mendengar kabar atas kelahiran cucu ketiganya tersebut Rasulullah saw berserta keluarga dan para sahabat serta penduduk Madinah sangat gembira. Kebahagiaan menyelimuti seantero penduduk kota Madinah waktu itu.  Pribadi yang lahir ini akan tumbuh dan belajar dari manusia-manusia pilihan secara intensif, melalui  datuknya yang merupakan penutup para anbiya (jamak:nabi), ayahnya adalah gerbangnya ilmu, sedangkan ibundanya adalah penghulu wanita syurga.  Lengkap sudah kemuliaan dari nasab anak perempuan yang baru lahir ini.

Zainab adalah namanya. Rosulullah sendiri yang memberi nya nama tersebut . Zainab tumbuh dibawah sebaik-baik madrasah, yaitu madrasah ahlulbayt nabi saw. tempat turunnya wahyu dan bermuaranya  ilmu yang tak terbatas

Peran nyata dan pengaruhnya bagi umat Muhammad saw

Puncak dari manifesatsi didikan sang keluarga kenabian itu nampak pada diri sayidah Zainab  dalam peristiwa tersadis sepanjang sejarah umat manusia yaitu genosida maha besar di bumi Karbala yang dilancarkan Yazid bin Muawiyah bersama para serdadu-serdadunya kepada keluarga nabi saw  yang dipimpin al-Husain. Zainab binti Ali bin abu thalib menemani sang kakak, al Husain dengan para keturunan nabi saw lainnya juga para sahabat  menuju Nainawa atau Karbala untuk berlepas diri dan anti terhadap penguasa diktator dan zalim masa itu. Rombongan yang hanya berjumlah kurang lebih tujuh puluh dua orang itu berakhir dengan pembantaian dan hanya tersisa beberapa saja, di antaranya adalah sayidah Zainab yang kala itu berusia lima puluh enam tahun. Beliaulah yang merawat dan membersamai para anak-anak yatim keluarga nabi saw menjadi tawanan lalu diarak keliling kota. Wonder woman sejati nyata diperankan oleh sayidah zainab kala itu.  Kesabaran, ketabahan, keberanian, jernih dan tenang dalam menyikapi kompleksifitas yang sedang dihadapi, semua ujian besar tumplek blek di depan beliau, namun tak sedikitpun goyah atau marah-marah yang membabi buta. Keagungan pribadi beliau itulah yang menjadikan musuh mengatakan bahwa 'Zainab benar-benar bukan wanita biasa, ucapannya persis Ali, pribadinya seperti yang diajarkan nabi saw, kemuliaannya mirip Fatimah binti Muhammad saw, semua yang ada pada diri zainab adalah unsur-unsur  Muhammad saw, Ali dan Fatimah'.  Katahanan  mental dalam membawa  pesan-pesan yang diwasiatkan oleh al Husain yang bentuk perpanjangan  dari Nabi Muhmmad saw, tersampikan pada umat hingga detik ini. Mengontrol emosi, menggenggam erat apa yang diajarkan sang ibu, berpegang teguh pada kitab suci aquran membuat beliau berhasil mencapai puncak termulia belajar dari rumah kenabian.

Laqab sayidah Zainab 

Ada beberapa gelar yang dinisbatkan kepada sayidah zainab : Zainab al kubro, Ummul masaib, Aqilah bani hasyim, Aqilah zainab. Kesemuanya itu adalah cermin yang mewakili pribadi sayidah Zainab.  Sejarah tidak akan lupa peran dan perjuangan dari sosok yang lahir dari perempuan penghulu surga. Misi sang datuknya, rasulullah saw, ayah, ibu serta kakak-kakanya dalam menjaga kemurniaan agama Islam telah beliau tunaikan.  Sayidah Zainab berhasil menyampaikan pesan-pesan yang telah diajarkan dengan sempurna.  Kokohnya ajaran agama Islam tak luput dari kecerdasan dan ketabahan cucu perempuan pertama Rasulullah saw.

Di hari yang berbahagia ini, lima jumadil awal (hari lahir sayidah zainab), semoga kita dapat mengambil ibrah dalam kehidupan beliau.  Menjadi umat Muhammad saw yang tangguh dan tidak mudah terbawa arus emosi, berani seperti ketika sayidah Zainab berhadapan dengan penguasa zalim, Zayid bin Muawiyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline