Sudah lama bangsa kita mengalami krisis. Bumi pertiwi ini seolah tak pernah sepi dari krisis. Krisis berkepanjangan yang dialami bangsa Indonesia telah memberi imbas yang cukup besar dalam tatanan kehidupan bangsa dan negara Indonesa. Kehidupan bangsa dan negara yang sudah tertata sesuai dengan dasar dan pondasi yang tepat mulai berubah. Jati diri bangsa yang sesungguhnya pun mulai sirna. Tergerus oleh perubahan zaman dan masuknya budaya asing tanpa filter yang memadai. Termasuk budaya “ngingris”.
Ingat! Saya, kamu, kita, dan mereka yang lahir dengan identitas kewarganegaraan Indonesia adalah bagian dari bangsa Indonesia. Boleh dikatakan bahwa kita semua adalah keluarga besar dengan bahasa yang sama. Oleh karenanya, ketika kita hidup dan berada di negeri ini, gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jangan mencampuradukkan dua bahasa yang sangat jauh berbeda kita ucapkan dalam satu kaimat.
Membuat kalimat atau ucapan dengan menyelipkan satu atau dua kata yang diambil dari bahasa asing seolah menjadi trend masa kini. Seperti yang sering terlihat ditelevisi, banyak tokoh dan artis ketika diwawancarai menggunakan bahasa Indonesia, mereka menjawab dengan bahasa yang seolah “nginggris”.Hasilnya, kalimat atau ucapan tersebut tidak lagi utuh berbahasa Indonesia. Bahkan mereka terlihat antusias berucap dengan bahasa Inggris mereka. Dan bagaimana dengan bahasa Indonesia? Semakin tersingkir? Dan apa artinya bahasa Indonesia kini?
Sejenak kita renungkan. Betapa berharganya bahasa Indonesia. Bahasa yang telah menyatukan keanekaragaman berbagai budaya bangsa yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Tidak semua bangsa didunia seperti kita. Dan kita, benar-benar memiliki satu alat yang canggih yang mampu mempersatukan keanekaragaman itu, yaitu bahasa Indonesia. Mereka yang dari Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Madura, Bali, Jawa, dan daerah lain hanya bisa saling mengerti satu sama lain dengan bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Jangan kita nodai persatuan ini dengan budaya yang hanya menonjolkan gaya atau karena mengikuti trend saja. Tak akan ada gunanya. Hal itu justru akan merusak jati diri dan keaslian bangsa kita. Kita tahu orang itu berasal dari India, Arab, Thailand atau negara lain hanya dari melihat dan mendengar ucapannya, karena mereka berkata dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Dan tentu, orang dari bangsa lain akan mengenal kita dari bahasa yang kita gunakan. Kita berbahasa Indonesia, maka mereka tahu bahwa kita adalah bangsa Indonesia. Bahasa adalah bangsa. Dan Indonesia adalah jati diri kita. Jadi, bahasa Indonesia adalah jati diri bangsa kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H