Lihat ke Halaman Asli

Siapa Bilang LTS Bukan Ancaman

Diperbarui: 13 Agustus 2015   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Mungkin ada beberapa pemahaman yang berpendapat kalau LTS tidak sepenuhnya menjadi bahaya laten bagi NKRI, karena jaraknya cukup jauh apabila dilihat dari peta. Namun benarkah demikian ? Pada artikel sebelumnya bertajuk “Membaca Pergerakan AS dan RRT di Asia Pasifik” menjelaskan gambaran besar kawasan Asia Pasifik dan ancamannya bagi Indonesia. Pada kesempatan ini saya akan mencoba mendalami wilayah Asia Pasifik yang dimaksud dan ancamannya bagi Indonesia dari sudut pandang geopolitik.

Apa Itu LTS ?

Laut Tiongkok Selatan (LTS) adalah laut tepi bagian dari Samudera Pasifik yang luasnya sekitar 3.500.000 km persegi. LTS merupakan laut terbesar setelah kelima samudera di dunia. Kawasan Laut Tiongkok Selatan membentuk sebuah kepulauan yang berjumlah ratusan ada lebih dari 200 pulau dan karang yang diidentifikasi diantaranya pulau Spratly dan Paracel. Laut ini biasa disebut sebagai Laut Selatan saja di daratan Tiongkok. Negara-negara dan wilayah yang berbatasan dengan laut ini di antaranya Republik Rakyat Tiongkok, Makau, Hongkong, Taiwan, Filipina, Malaysia, Brunei, Indonesia, Kamboja, dan Vietnam.

Sejarah singkat, pada abad 19 LTS terdahulu lebih dikenal dengan Jalur Sutra (Silk Road) yang menghubungkan Asia Timur dengan Asia Barat bahkan hingga Asia Tenggara. Jalur ini dihubungkan oleh pedagang, pengelana, biarawan dan prajurit menggunakan kapal. Pertukaran ini sangat penting karena tidak hanya mengembangkan budaya Tiongkok, India dan Roma, tetapi juga merupakan dasar dari dunia modern. Ramainya rute perdagangan jalur sutra menjadikan kawasan ini menjadi yang paling sibuk di dunia zaman itu.

Namun apakah jalur sutra tersebut hanya sebatas nama ? lantas, mengapa saat ini menjadi perebutan negara-negara sekitarnya termasuk negara adidaya Tiongkok ? Tentu saja ada alasannya mengapa wilayah tersebut diidamkan beberapa negara.

Apa Saja Kelebihan LTS ?

Setelah ditelisik dari beberapa sumber referensi, pulau Spratly yang merupakan bagian dari kawasan LTS memiliki kekayaan alam melimpah. Pulau tersebut menabung cadangan minyak dan gas bumi yang konon 2 kali lipat Pulau jawa atau 10 kali lipat negara Amerika Serikat. Wow, betapa kayanya pulau tersebut, padahal ditinjau dari geografis, pulau ini hanya seluas 3 km persegi, tidak sebanding dengan luas wilayah Jawa dan Amerika. Selain itu wilayahnya yang strategis dapat dijadikan pos militer. Jelas saja wilayah ini diperebutkan oleh negara super kuat.

Ingat, itu baru pulau Spratly, sedangkan ada sekitar 200 pulau di kawasan konflik. Dan tentunya sangat memungkinkan berpotensi SDA yang diprediksi tidak akan habis sampai 10 generasi mbah buyut kedepan. Nihil sekali apabila ada negara yang tidak tergiur dengan kekayaan kawasan Silk Road. Jika pernah mendengar bahwa kawasan Asia merupakan Atlantis yang terkubur bisa jadi benar adanya.

Tidak heran jika banyak negara yang agresif berbondong-bondong menciptakan klaimnya untuk merebut pengaruh di singgasana LTS. Andaikan LTS bisa berbicara, mungkin ia berharap tidak dilahirkan. Toh diciptakan bukannya menciptakan perdamaian, malah membentuk perselisihan yang tak kunjung usai. Situasi ini menjadi dilema, siapa yang salah, pulau nya apa emang dasar manusianya yang nggak pernah puas.

Apa Bahayanya Bagi Indonesia ?

Lalu, dengan luasnya konflik LTS yang semakin carut marut apakah tidak membahayakan keamanan NKRI ? tentu saja ada hal yang berpotensi menjadi ancaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline