Lihat ke Halaman Asli

Sketsa

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ra:
ucapkan selamat tinggal pada kenangan
sebab rindu telah sempurna menjadi batu
sebab cinta telah sempurna berkalang debu
ini hari mungkin hari penghabisan
saat sumpah serapah menjadi sedemikian kalap
ibarat langit, mendung tak lagi sebuah pertanda
melainkan perkara yang niscaya prahara
di celah-celah lipatan ingatanmu aku menjelma televisi
tiada henti memutar kisah masa lalu
tak usah hirau, abaikan saja!
anggap setangkup cerita tentang kita hanyalah olahan roti yang telah basi
sama basi seperti mulut-mulut politikus pencari simpati
jangan menangis lagi
aku tahu semua hanya reaksi artifisial
serupa senyum nona pramusaji di restoran Italia langganan kita
senyum-senyum palsu, sepalsu kata-katamu
senyum-senyum imitasi, seimitasi cinta-cintamu
Ra, menyerah sajalah
dan ucapkan selamat tinggal pada kenangan
sebab rindu telah sempurna menjadi batu
sebab cinta telah sempurna berkalang debu
Herlia, 11 Juni 2013




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline