Lihat ke Halaman Asli

Pepatah Goethe dan Running Man

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tak tahu Running Man. Hampir setiap orang di belahan benua Asia pasti mengetahui variety show yang tengah booming di Asia ini. Kekonyolan pemain tetapnya yang berjumlah 7 orang dan keunikan konsep acaranya membuat Running Man semakin populer di kalangan pecinta Korea dan segala tetek bengeknya.

Saya baru menonton acara ini saat memasuki episode 50 yang mengambil lokasi syuting di Thailand. Keingintahuan akan sosok setiap pemain Running Man membuat saya menghilangkan ego (awalnya saya tidak suka Kpop) untuk sekedar meluangkan waktu sekitar 60 menit menonton variety show ini.

Jika dilihat sepintas, tak ada yang menarik dari konsep acara ini kecuali keunikan konsep dan hubungan kekeluargaan yang terjalin antarpemain Running Man. Episode demi episode saya lalui begitu saja. Sampai-sampai, memori notebook saya hampir penuh karena menyimpan file Running Man dari episode 1 sampai 134.

Kekonyolan demi kekonyolan yang disuguhkan Easy Brother (Ji Suk Jin dan Lee Kwang Soo), Monday Couple (Gary dan Song Ji Hyo), dan Traitors Club (Haroro, Suk Jin, dan Kwang Soo) membuat saya terpingkal-pingkal setiap kali menonton Yoo Jae Suk dan kawan-kawan beraksi. Satu per satu misi harus mereka pecahkan dan selesaikan. Terkadang cara licik Ha Dong Hoon dan Kwang Soo sesekali membuat saya gemas dan jengkel. Apalagi saat melihat Haroro (nama panggilan Ha Dong Hoon) bertingkah layaknya pria playboy yang selalu menggoda para bintang tamu perempuan, hati saya terkadang jengkel. Namun, terlepas dari semua hal tersebut, Running Man merupakan tontonan segar saat jiwa ini membutuhkan hiburan.

Bagi Anda pecinta Korea dan Kpop, mungkin Anda tahu siapa jagoan yang selalu menjadi jawara di setiap episode yang disuguhkan Running Man. Ya, Jae Suk, Ji Hyo, dan Jong Kook merupakan tiga pemain yang paling sering memenangkan hadiah di setiap episode. Dari semua episode yang saya tonton, mungkin Ji Suk Jin pemain yang paling jarang memenangkan hadiah. Baru pada episode 165, pemain yang memiliki nama panggilan Big Nosed Hyung (kakak berhidung besar) itu mendapat gelar juara.

Setelah menonton episode tersebut, saya baru berpikir dan merenungkan perjalanan setiap pemain Running Man. Lalu saya tiba-tiba tersenyum. Sekian ratus episode berlalu, baru pada episode 165 yang mengambil lokasi syuting di Namyangju (hometown Kwang Soo) itu, Suk Jin bisa menjadi pemenang tunggal. Memang sebelumnya dia pernah merasakan juara saat bersama JYP dan Kwang Soo (episode 92) dan Gary dan Ji Hyo (episode 147) dalam satu tim.

Setelah lama merenung, pikiran saya tertuju pada satu kalimat yang dikatakan Goethe melalui puisi yang digubahnya. "Alles zu seiner Zeit". Itulah sepenggal kalimat yang ditulis Goethe melalui karyanya. Benar apa yang dikatakan Sang Maestro Sastra itu. Segala hal selalu sesuai dengan waktunya. Perjalanan Ji Suk Jin dalam meraih gelar juara individu di Running Man menunjukkan bahwa sesungguhnya waktu seseorang dalam meraih impiannya tidak selalu sama dengan orang lain. Terkadang kita harus melalui lembah curam, gunung menjulang, dan sungai dalam untuk meraih segala yang kita cita-citakan. Namun di sisi lain, orang lain hanya melalui lembah curam untuk meraih mimpinya. So, bagi Anda yang merasa mimpinya belum terwujud, tak ada salahnya untuk bersabar. Bukankah Suk Jin juga harus melalui 164 episode dulu sebelum menyandang gelar juara?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline