Lihat ke Halaman Asli

Anmita Intan Fatimah

Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPNYK

Kerjasama Rusia dengan Belarusia Terkait Invasi Rusia ke Ukraina (Februari-September 2022)

Diperbarui: 8 Oktober 2022   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rusia melakukan invasi pertamanya ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Pasukan Rusia bergerak melewati negara Belarus di bagian utara Ukraina. Presiden Vladimir Putin mengumumkan aksi tersebut merupakan operasi militer spesial di wilayah Ukraina dengan menginvasi melalui darat, air dan udara. Sejak awal dari serangan tersebut, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy menyatakan bahwa ia akan menghadapinya dengan berani dan mengumumkan seluruh negara untuk menantang dan mempertahankan diri dari serangan. 

Akibat serangan Rusia ke Ukraina yang pertama, Amerika langsung memberikan sanksi berupa pembekuan bank Rusia dan melarang ekspor terkait teknologi terutama  di bidang penerbangan, maritim dan pertahanan. Lalu disusul oleh Uni Eropa pada 26-27 Februari ikut menjatuhkan sanksi berupa pelarangan terhadap bank Rusia untuk melakukan pertukaran dan pembekuan deposit bank sentral Rusia serta melarang pesawat Rusia menuju ke Uni Eropa. Seiring dengan berjalannya invasi dan menimbulkan banyak kerugian, negara-negara lain juga ikut menjatuhkan sanksi kepada Rusia, sebagai bentuk pertentangan terhadap aksi yang telah dilakukan Rusia terhadap Ukraina.

Rusia banyak dikecam oleh negara-negara di dunia kecuali Belarusia. Belarusia merupakan salah satu dari beberapa pendukung Rusia dalam aksinya menginvasi Ukraina. Posisi negaranya yang berbatasan langsung dengan Rusia maupun Ukraina. Belarusia memegang posisi penting sebagai jalan tentara Rusia untuk menuju ke Ukraina. Selain sebagai jalur penting tentara Rusia menuju Ukraina, Belarusia juga dapat dikatakan menjadi markas/tempat bagi Rusia untuk berlindung dan mempersiapkan diri dalam melawan tentara Ukraina.

Sebelum invasi Rusia ke Ukraina dilakukan, Rusia dan Belarus mengadakan latihan tentara bersama selama 10 hari. Hal itu dilakukan Rusia karena adanya ketegangan atas banyaknya pasukan di perbatasan Ukraina. Menurut NATO, kegiatan tersebut merupakan aksi latihan terbesar sejak Perang Dingin dengan jumlah pasukan Rusia sekitar 30.000 tentara. Selain itu juga ada pasukan operasi khusus, jet tempur, SU-35, rudal berkemampuan ganda Iskander dan sistem pertahanan udara S-400 atau sistem rudal anti pesawat. 

Latihan militer berlangsung hingga 20 Februari 2022. Latihan bersama ditujukan untuk menguji kesiapan Belarus dan Rusia untuk menekan dan melawan agresi militer selama operasi pertahanan, untuk melawan terorisme dan melindungi kepentingan negara. Pelatihan ini tentunya dilakukan Rusia untuk mempererat dan memperdalam hubungannya dengan Belarusia. Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan bahwa latihan ini ditujukan untuk menyiapkan pasukan Rusia dan Belarusia untuk melawan kemungkinan konfrontasi militer dari pihak lawan manapun. 

Rusia menyadari adanya ketegangan kekuatan di sekitar wilayahnya dengan ancaman dari Eropa maupun dari pasukan NATO yang semakin banyak tersebar di Baltik (Estonia, Latvia dan Lituania) dan Polandia. Begitu juga dengan ancaman dari Ukraina, walaupun Ukraina bukan NATO, namun mereka telah mendapat banyak dukungan dari beberapa anggota NATO. Kegiatan ini sangat tegas menyiratkan bahwa Rusia mengirim tentaranya ke Belarus sebagai bentuk persiapan pasukan untuk siap menyerang ketika diperlukan. Terbukti bahwa hal ini memang sangat menguntungkan Rusia dan Belarus sangat setia terhadap Rusia sehingga lebih mudah bagi mereka untuk berkoordinasi dan memperlancar usaha Rusia dalam menyerang Ukraina dalam invasi ke Ukraina yang dilakukan beberapa hari setelah pelatihan itu selesai dilakukan.

Pada Rabu 4 Mei 2022, Rusia dan Belarusia menggelar latihan militer bersama dengan skala yang besar. Latihan tersebut ditujukan untuk menguji kesiapan tempur dan menguji kesiapan angkatan bersenjatanya untuk menanggapi kemungkinan krisis dengan menggunakan sebagian besar kendaraan militer. Mereka mengklaim bahwa kegiatan ini tidak akan mengancam negara manapun terutama negara tetangga dan negara Eropa pada khusunya, hal itu diungkapkan oleh Kementerian Pertahanan Negara Belarus. 

Selama invasi Rusia ke Ukraina sebagian besar pasukan Rusia melewati Belarus untuk menuju ke Ukraina. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskow mengatakan bahwa perbatasan Belarus dan Rusia akan terus diperkuat, ia juga menambahkan bahwa ada kemungkinan juga beberapa wilayah Belarus akan digunakan sebagai tempat untuk melawan Ukraina.

Belarus sangat mendukung Rusia dalam menjalankan aksi invasinya terhadap Ukraina. Peran Belarus dalam membantu Rusia antara lain; Belarus mengizinkan penembakan rudal balistik oleh Rusia dari wilayah Belarus yang ditujukan ke wilayah Ukraina. Membantu mengangkut personel militer Rusia beserta senjata-senjata berat berupa tank, Belarus mengizinkan pesawat militer Rusia terbang secara bebas di atas wilayah negaranya menuju Ukraina, Belarus menyediakan titik pengisian bahan bakar serta penyimpanan peralatan atau senjata militer Rusia.

Dengan demikian, peran Belarusia sangat besar terhadap kelancaran serangan Rusia ke Ukraina. Presiden Belarusia, Lukashenko mendukung atas tindakan Putin untuk melaksanakan keinginannya menyerang Ukraina. 

Presiden Belarusia mengatakan bahwa apabila Rusia memerlukan bantuan militer, Belarusia siap membantu kapan saja dengan catatan untuk melindungi warga atau wilayah Belarusia dari serangan. Minsk dan Moskow semakin menguat untuk menanggapi perkembangan NATO yang semakin besar di sekitar wilayah mereka. Rusia terus mengupayakan kerja sama dan penguasaan terhadap negara-negara tetangga agar tetap mendukung Rusia di dunia internasional. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline