Lihat ke Halaman Asli

Anma Muniri

Mahasiswa Semester Akhir

Setangkai Mawar, Seutas Sinar

Diperbarui: 28 Januari 2021   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

langit bergetar dibawah angkasa
Segerombolan awan berlari kencang
Mengejar mawar yang tunggal
Diperebutkan hingga terhegemoni suasana
Terjebak dalam ruang-ruang hampa

Susah bagai menghitung pasir
Sulit dan mustahil seperti matahari
bersembunyi di siang hari
Datangmu mengarungi sejuta mimpi
Pesonamu tak henti menghantui

Bergentayangan dalam kehidupan
Hadirmu hanya secepat kilat
Tapi parasmu tetap teringat
Merasuk dalam pikiran
Bagai mahkota dibalik ibukota

Kau satu-satunya yang meluluhkan
Batu keras pun tak sanggup bertahan
Melihat parasmu seorang
Hingga  tetap terbayang-bayang
Kau memang pujaan

Jarak bukanlah ancaman bagai petir
Bukan pula akhir dari kehidupan
Tak terkikis walau milik orang
Kau memang berhak mengelak
Ijinkanku melegalkanmu kelak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline