Scanner adalah suatu alat elektronik yang fungsinya mirip dengan mesin fotocopy. Mesin fotocopy hasilnya dapat langsung kamu lihat pada kertas sedangkan scanner hasilnya ditampilkan pada layar monitor komputer dahulu kemudian baru dapat dirubah dan di modifikasi sehingga tampilannya dan hasilnya menjadi bagus yang kemudian dapat disimpan sebagai file text, document, dan gambar. Bentuk dan ukuran scanner bermacam-macam, ada yang besarnya seukuran dengan kertas folio ada juga yang seukuran postcard.
Data yang telah diambil dengan scanner itu , bisa dimasukkan secara langsung ke semua aplikasi computer computer yang mengenali teks ASCII. Perbedaan tiap scanner dari berbagai merk terletak pada pemakaian teknologi dan resolusinya. Pemakaian teknologi misalnya penggunaan tombol-tombol digital dan teknik pencahayaan.
Ada dua macam perbedaan scanner dalam memeriksa gambar yang berwarna yaitu:
1. Scanner yang hanya bisa satu kali meng-scan warna dan menyimpan semua warna pada saat itu saja.
2. Scanner yang langsung bisa tiga kali digunakan untuk menyimpan beberapa warna. Warna-warna tersebut merah, hijau, dan biru.
Scanner yang disebut pertama lebih cepat dibandingkan dengan yang kedua, tetapi menjadi kurang bagus jika digunakan untuk reproduksi warna. Kebanyakan scanner digunakan pada 1 bit, 8 bit (256 warna), dan 24 bit (lebih dari 16 juta warna). Bila ingin hasil yang sangat baik maka gunakanlah scanner dengan bit yang besar agar resolusi warna lebih banyak dan bagus.
Beberapa hari yang lalu saya membeli sebuah mesin printer All in One dengan harga yang sangat murah yaitu printer dengan merk HP DESKJET F2410 (mungkin termasuk ke dalam printer HP 2400 series). Sebenarnya saya sangat menginginkan printer dengan merk Epson Stylus Photo R230 dengan suplai tinta yang telah dimodif menggunakan sistem infus dengan tujuan untuk membuka usaha smbilan berupa sebuah studio photo mini di rumah. Tetapi keinginan tersebut saya urungkan dengan alasan:
- Istri saya sangat memerlukan printer dengan segera untuk keperluan kuliah serta keperluan kerjanya, sedangkan anggaran untuk membeli printer Epson R230 tersebut belum tersedia, apalagi saya pun lebih mendahulukan untuk mengumpulkan anggaran buat membeli sebuah notebook/laptop 12”, karena laptop 14” yang telah ada rasanya terlalu berat untuk saya pakai mobile.
- Setelah dipikir-pikir.. jika saya membuka usaha studio photo mini, belum tentu ada orang yang akan melayani konsumennya, sedangkan saya sendiri telah cukup banyak kegiatan dengan bisnis online yang saya jalankan.
Akhirnya dengan alasan-alasan tersebut, saya memutuskan untuk membeli printer All in One murah tadi dengan harga di bawah Rp. 1 jutaan, atau tepatnya Rp. 620.000,- walaupun banyak orang yang mengatakan bahwa jenis printer All in One dengan harga yang murah akan cepat rusak jika dibandingkan dengan jenis printer biasa. Saya juga saat itu sebenarnya dihadapkan kepada beberapa pilihan printer All in One. Ada Canon PIXMA MP145, Epson Stylus TX110, Epson Stylus TX111, HP DESKJET F2410 dan HP DESKJET F2235, yang semuanya di kisaran harga kurang dari Rp. 1 jutaan, yang mana akhirnya saya pun memutuskan untuk memilih HP DESKJET F2410. Saya menjatuhkan pilihan pada HP DESKJET F2410 bukan karena saya telah mendapatkan informasi tentang kelebihan serta kekurangan printer tersebut, tetapi karena saya tidak banyak waktu lagi untuk mencari banyak informasi mengenai berbagai merk printer, ditambah lagi dengan kepenasaran saya akan printer bermerk HP, karena sebelumnya saya hanya berpengalaman dengan printer bermerk Epson serta Canon. Nah.. karena ceritanya kita akan berbagi pengalaman dengan printer, maka di sini pun saya akan membagi-bagikan sedikit pengalaman saya dengan printer-printer yang pernah atau yang sedang saya gunakan, yaitu: 1. Epson Stylus C45 Printer ini merupakan printer yang pertama kali saya miliki. Saya membeli printer ini di sekitar tahun 2005 atau tahun 2006, wah saya lupa lagi kapan membelinya, pokoknya sekitar tahun-tahun itulah.. Berturut-turut kemudian adik serta teman saya juga membeli printer yang serupa. Epson Stylus C45 cukup bandel dan cukup bertahan lama. Hingga saat ini adik serta teman saya masih menggunakannya. Terkecuali Epson C45 milik saya yang sudah tidak bisa digunakan lagi akibat kerusakan yang terjadi. Kerusakan tersebut memang benar-benar akibat kesalahan saya, saya terlalu ceroboh dalam melakukan pemeliharaan. Epson Stylus C45 ini mempunyai kelebihan lain yang belum saya temukan di printer-printer bermerk Canon dan HP yang pernah saya gunakan, yaitu.. printer ini sangat mudah untuk mengatur pengkustomisasian ukuran-ukuran kertas yang akan digunakan . Epson C45 seperti juga model-model printer Epson yang lain, cukup bagus dalam hal warna, tetapi sangat lambat pada saat proses cetaknya, terutama untuk cetakan-cetakan berwarna. Walaupun tentu saja tidak dianjurkan oleh perusahaan pembuatnya, Epson Stylus C45 juga merupakan printer yang cukup baik untuk kita pasangi tinta dengan sistem infus. 2. Canon BJC-1000SP Wah.. printer ini sepertinya lebih jadul daripada Epson Stylus C45. Saya mempunyai pengalaman dengan printer ini disaat setelah Epson C45 milik saya rusak. Saat itu seorang kepala sekolah yang merupakan tetangga serta orang dekat saya menyimpan printer bermerk Canon BJC-1000SP tersebut di rumah saya guna kepentingan cetaknya (karena ia terkadang minta tolong dibuatkan ketikan dan print-an). Printer Canon ini cukup bandel serta tidak diperlukan CD driver disaat penginstalan (karena drivernya mungkin sudah terpasang di dalam printernya itu sendiri), sehingga saat pertama kali printer tersebut dihubungkan ke komputer melalui kabel USB, maka secara otomatis printer tersebut akan terdetek serta terinstal ke komputer. Hanya saja kekurangannya, jika kita kita memasukkan kabel USB ke lubang USB yang lain di computer, maka printer akan membuat instalasi baru secara otomatis yang menyebabkan printer membuat beberapa copy-an untuk beberapa port USB. Kekurangan lain dari printer ini adalah pada peletakan tabung tintanya. Peletakan tabung tinta warna hitam serta tabung tinta berwarna tidak bisa dipasang bersamaan pada saat yang sama. Jika kita mau memasang tabung tinta warna hitam, maka tabung untuk tinta berwarna harus dikeluarkan terlebih dulu, demikian pula sebaliknya.. bila kita ingin memasang tabung tinta berwarna, maka tabung tinta warna hitam yang harus terlebih dulu dikeluarkan. Memang kita bisa juga menggunakan tabung berwarna untuk mengahasilkan warna hitam, tetapi warna hitam yang dihasilkannya tidak begitu baik serta terlihat kehijau-hijauan. Printer ini pun sekarang masih ada dan masih jalan, tetapi belum saya gunakan lagi, karena setelah seseorang meminjam printer tersebut atas izin pemiliknya, printer dipulangkan kembali dengan kondisi hasil cetak yang selalu bergaris-garis putih yang cukup lebar, dan tidak bisa dimaintence secara otomatis. 3. HP DESKJET F2410 Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, saya baru beberapa hari membeli printer bermerk HP DESKJET F2410 ini, yang tentunya saya belum bisa mengetahui kebandelan serta ketahanan dari printer ini. Tapi terus terang, saat saya pertama kali melihat tampilan dari kemasan printer ini, saya sempat meragukan jika printer ini adalah sebuah printer berwarna, karena di atas dus kemasannya benar-benar tidak terdapat warna kecuali warna hitam dan putih saja. Baiklah.. itukan kemasannya, bagaimana dengan isinya? sedangkan pada kesan pertama saja sudah tidak begitu menggoda.. Setelah tiba di rumah, kemasan printer dibuka untuk melihat yang ada di dalamnya, hmm.. benar-benar mengesankan sebuah printer yang murahan. Pelindung printer yang biasanya terbuat dari semacam busa (apa tuh namanya, stereafom atau apa..?), hanya terbuat dari bahan kertas berwarna krem yang hampir menyerupai tempat yang dipakai untuk menaruh telur-telur ayam atau itik yang ada di pasar-pasar tradisional. Printernya sendiri terkesan tidak begitu kokoh, apalagi setelah saya lihat ada tulisan Product of China, wah makin meragukan saja tuh printer.. “Tapi walaupun barang-barang produk China banyak yang dijual dengan harga murah, tetapiuntuk fungsi biasanya hampir sama dengan produk-produk lain yang tidak murahan..” itu pikir saya. Baik.., selanjutnya saya coba mengetest hasil print, copy, dan hasil scannya. lalu apa hasilnya? Untuk sebuah printer yang ditujukan buat keperluan pribadi atau rumahan.. printer ini ternyata mempunyai kualitas hasil cetak yang cukup baik. Hasil pengerjaan print dan copy cukup bagus baik untuk warna hitam maupun untuk banyak warna (berwarna), serta kualitas scan juga tidak begitu mengecewakan. Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan print dan copy pun cukup cepat seperti halnya printer Canon PIXMA iP 1880 atau Canon PIXMA iP 1980, walaupun dengan bunyi yang berisiknya hampir sama pula
. Yang cukup menarik juga adalah pada menu-menu hasil dari instalasi software bawaannya yang tampil di layar monitor komputer cukup atraktif sehingga sangat mempermudah pengerjaan, termasuk pula menu untuk menghubungi support services-nya. Apalagi jika pakai monitor LCD. Hanya teramat disayangkan.. untuk sebuah jenis printer yang serba bisa, ukuran dari tabung tinta sepertinya terlalu kecil, tidak seperti beberapa tabung tinta yang dimiliki oleh beberapa model printer bermerk HP lainnya. Nah, ini saja sedikit pengalaman saya dengan printer. Saya sangat berharap, pasa kolom komentar yang terletak pada bagian bawah artikel printer ini Andapun bisa membagi-bagikan pengalaman Anda sendiri dengan printer yang pernah atau yang sedang Anda gunakan, dengan harapan supaya bisa menjadi bahan pertimbangan bagi sahabat-sahabat kita yang sedang mencari informasi untuk keperluan printernya. Terima kasih sebelumnya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H