Lihat ke Halaman Asli

AN Khusna

Ibu rumah tangga

"Jalan Ninja" Guru PAUD Mengarungi PJJ di Kala Pandemi

Diperbarui: 11 Oktober 2020   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image by  Joyjit Chowdhury from pixabay.com

Prihatin menyertai, tatkala melihat teman-teman seangkatan semasa kuliah di prodi PG-PAUD yang kini bekerja sebagai guru di lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD), di Kelompok Bermain (KB) maupun Taman Kanak-kanak (TK) mesti melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena dampak pandemi Covid-19 yang belum kunjung membaik.

Tentu ada perbedaan yang kentara di setiap aspek pembelajaran pada saat sebelum dan saat terjadinya pandemi. Mulai dari pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH), rencana pelaksanaan mingguan (RPM), penyediaan media pembelajaran atau alat peraga edukatif (APE), lembar kegiatan anak (LKA), sampai dengan proses penilaian akhir semester (PAS).

Di Kabupaten Magelang, jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 masih tinggi di sejumlah kecamatan. Informasi tersebut dapat dilihat di laman website Info Corona Kabupaten Magelang. Lima besar kecamatan dengan jumlah pasien konfirmasi yang tinggi, antara lain: Salam (26), Mertoyudan (24), Bandongan (19), Mungkid (18), dan Salaman (14). Sementara itu, informasi mengenai Covid-19 untuk Kota Magelang, dapat diakses di laman website Covid19 Magelang Kota

Berdasarkan data terbaru tertanggal 10 Oktober 2020, sudah ada kasus terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 222 orang. Kabar baiknya, 166 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh. Guna menekan laju penyebaran Covid-19 di sektor pendidikan, dilakukan dengan memukul rata pelaksanaan PJJ untuk semua tingkat satuan pendidikan, termasuk di lingkup PAUD.

Beberapa hari lalu, saya sempat mengajukan sejumlah pertanyaan virtual berkaitan dengan serba-serbi PJJ kepada teman-teman yang berprofesi sebagai guru PAUD yang rerata bekerja di sebuah yayasan di wilayah Karesidenan Kedu, salah tiga di antaranya di Magelang (Kab & Kota) dan Purworejo. Mereka juga berbagi cerita mengenai suka dan duka menjalani PJJ yang sudah terlaksana selama berbulan-bulan ini. 

Melelahkan, memang. Namun, setiap regulasi yang ada mesti dikelola dengan sebaik-baiknya. Regulasi emosi, pikiran, juga sistem yang kini tengah dijalani.Gambaran PJJ tak semudah yang dibayangkan. 

Ketika kondisi normal sebelum terjadi pandemi, hampir seluruh aspek pembelajaran seperti RPM, RPPH, APE, LKA, dan PAS sudah terjadwal dan terstruktur. 

Semua terencana saat pembahasan bersama pada rapat kerja di awal semester. Namun, ketika pasukan Covid-19 menyerang, setiap hari adalah evaluasi dan intervensi. 

Dari semula rencana A, menjadi rencana B, berubah ke rencana C, dan seterusnya. Hampir setiap pekan diadakan evaluasi terkait jadwal dan siklus pembelajaran. Musabab rencana pembelajaran masih bergantung mengikuti perubahan zona Covid-19 dan arahan dari dinas pendidikan setempat.

Pada saat orientasi atau masa perkenalan terhadap anak didik baru, sejumlah guru mesti melakukan tatap muka langsung dengan cara home visit ke masing-masing anak didik. Tentu dengan tetap mengimplementasikan protokol kesehatan secara ketat. Alternatif lain dengan mengirimkan video perkenalan di grup Whatsapp wali murid. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline