Lihat ke Halaman Asli

Perempuan Memandang Dunia dalam Puisi

Diperbarui: 29 Januari 2018   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: lingkarstudisastrasetrawulan.blogspot.co.id

Salam,

Adalah  sebuah kehormatan bagi saya, seseorang yang telah puluhan tahun menulis (baik fiksi maupun non fiksi), ketika dipercaya untuk menilai berkualitas atau tidaknya sebuah karya tulis (dalam hal ini puisi). Sebuah kehormatan yang kemudian lazim disebut sebagai kerja kuratorial. Mendapatkan kepercayaan sebagai seorang kurator dan duduk semeja dengan anggota dewan kurator lainnya, bukanlah sebuah tanggungjawab yang ringan. Ada sekian banyak tuntutan yang menyertai kepercayaan tersebut. Belum lagi, mosi ketidakpercayaan yang acap kali timbul pasca pengumuman kerja kurasi yang sebenarnya sudah jelas untuk "tidak dapat diganggu gugat"

Dari berbagai kegiatan lomba maupun undangan terbuka penulisan karya fiksi dengan berbagai tema tertentu yang diperhelatkan oleh lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah, terpilihlah anggota-anggota dewan kurator dengan latar belakang track record yang sesuai dengan tema agenda tersebut. Track recordini biasanya diisi dengan latar belakang pendidikan maupun lembaga yang menaungi, daftar panjang prestasi yang pernah diraih, maupun kontinyuitas dari kerja kreatif masing-masing anggota dewan kurator. Track recordinilah yang selanjutnya menjadi parameter kadar kepercayaan publik pada hasil keputusan kerja kuratorial serta kualitas agenda lomba maupun undangan penulisan karya fiksi itu sendiri.

Kali ini, saya dipercaya sebagai salah satu kurator dalam agenda "Undangan Menulis Puisi Bersama Bagi Penyair Perempuan". Agenda penulisan yang khusus diikuti oleh penyair perempuan sebagai salah satu rangkaian acara Peringatan Hari Kartini 2018 ini diprakarsai oleh Komunitas Sangkar Buku, sebuah komunitas sastra yang dipandegani Bpk. Indra T. Kurniawan dan bermarkas di jantung Kabupaten Mojokerto. 

Bak gayung bersambut, prakarsa ini ditindaklanjuti dari berbagai pihak sehingga agenda ini pun didukung oleh Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto (DKKM), Penerbit Temalitera,Lingkar Studi Sastra Setrawulan (LS3), Terminal Sastra, dan Ronda Sastra.Dua hal terakhir ini merupakan dua kegiatan sastra periodik di Kabupaten Mojokerto yang telah berjalan beberapa tahun dan menghadirkan puluhan sastrawan dari dalam dan luar Kabupaten Mojokerto, di antaranya adalah Dadang Ari Murtono, Jamil Massa, Wina Bojonegoro, Malkan Junaedi, Fendi Kachonk, Tengsoe Tjahyono, Yusri Fajar, Moch. Khoiri, Ardi Susanti, dll. 

Tajuk agenda "Undangan Menulis Puisi Bersama Bagi Penyair Perempuan" ini  sendiri adalah "PEREMPUAN MEMANDANG DUNIA".Tolong, jangan dinilai bahwa mentang-mentang agenda ini merupakan bagian dari rame-rame peringatan Hari Kartini maka tema dan pesertanya fokus kepada perempuan semata. Justru, bagaimana dunia dalam pandangan dan bahasa puisi kaum perempuanlah yang menjadi pijakan utama terpilihnya tajuk tersebut, demikian yang dituturkan oleh Moch. Asrori (narahubung dan koordinator agenda tersebut) saat mengontak saya dan mengabarkan kehormatan sebagai kurator sebagaimana yang saya singgung di awal tulisan ini.

Bagi kawan-kawan perempuan penulis, perempuan penyair, perempuan aktivis, perempuan akademik, perempuan pelajar, dsb dari seluruh Indonesia yang membaca postingan saya ini, besar harapan saya untuk ikut bergabung dalam "Undangan Menulis Puisi Bersama Bagi Penyair Perempuan" ini, agar dunia semakin banyak referensinya dari cara pandang perempuan terhadap dunia itu sendiri, dalam puisi.

Salam,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline