Lihat ke Halaman Asli

Replika Malam Secangkir Kopi Buatan Sendiri

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

oleh Anjrah Lelono Broto

Ayah pernah melukis taufan juga badai, di pipimu Aiaya

namun kau hanya tertawa lalu memeluk

hingga taufan juga badai itu mereda

seiring musim berlalu tanpa beribu petanda

Ketika Ayah pulang dan jam telah jengah berdentang

masih setia kau sisakan sejengkal peraduan untuk ayahmu

yang capek mengiris mega dan menguliti pualam langit

; ku kecup keningmu dengan matra air mata

hingga istirah berjelaga di pertiga waktu, kau

pegang pipi Ayah, dan seikat bisik kau titipkan

tentang kandang kambing yang kau ingin,

hingga Ayah pusus benak, agar kala kau buka mata

esok hari, inginmu telah tersanding

dan sedikit Ayah lengkap menjadi Ayah Aiaya.

sebagai putri Ayah, Aiaya

kaulah perempuan yang paling mengerti

bahwa hati-hari ayahmu bukan saja untukmu

tapi juga untuk terbukanya hati-hati yang lain

demi mimpi-mimpi kita di masa ke muka.

.......................

Oktober 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline