Lihat ke Halaman Asli

Elegi Kelopak dan Kuntum Bunga

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Elegi Kelopak dan Kuntum Bunga

--- Sajak Orang-Orang di Tepi Danau Lapindo

beberapa kelopak mekarkan bunga

amriknya terpetik orang-orang perkasa

yang t’rima kenyataan dengan lapang jiwa

beberapa kuntum mekarkan senyum

k’asmarannya diseduh-dikulum

perempuan-perempuan berkebaya santun

mustahilkah, malaikat lebih menyunting putihnya

jantung yang berhenti pompa darah k’jujuran

ketimbang menanti pinangan yang sia-sia

pluvia stare ante noctem dicitur aenigmatica *)

kutukan hanya pintalkan kapas-Nya

jelma tenunan yang terbang sigap sikatan

dan hilang di balik semburan

lumpur hijau-hitam

yang berdegup

yang berdegup

tak ada darah lagi yang mengalir

dari kelopak dan kuntum bunga

bumi telah selesaikan taffakur terakhirnya

; lacrimis ceciderunt in maxillam limosa **)

bertahun kita berdoa

Tuhan pasti punya janji pada

kelopak dan kuntum bunga

pasti

Sidoarjo, Maret 2010


Sajak yang saya bacakan dalam agenda TADARUS SASTRA Di Taman Budaya Jatim, 22/08/2011

...........................

*) hujan akan berhenti, sebelum malam bernama gelap

**) air mata jatuh di pipi berlumpur




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline