Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Adakan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair Bersama Ibu-Ibu GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani)

Diperbarui: 22 Februari 2021   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Mandiri Intensif Terprogram Dari Rumah (MITDR) ke-11 UIN Walisongo Semarang mengadakan pelatihan pembuatan pupuk organik bersama ibu-ibu kelompok tani desa plajan, Jepara, Rabu (17/02). Pelatihan tersebut diadakan guna untuk mengedukasi warga setempat khususnya ibu-ibu dalam memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi pupuk organik cair. Tempat pelaksanaan kegiatan tersebut diadakan di salah satu rumah warga desa Plajan.

Pupuk organik cair merupakan jenis pupuk yang diolah dengan cara fermentasi bahan oragnik dengan bantuan EM4. Menurut Pratiwi, selaku perwakilan dari gabungan kelompok tani desa plajan, maraknya penggunaan pupuk anorganik di masyarakat tidak di imbangi dengan ketersediaan sehingga sering menyebabkan terjadinya kelangkaan. Penggunaan pupuk anorganik dalam jumlah berlebih juga memberikan dampak negatif seperti menurunnya kandungan unsur hara pada tanah, membunuh organisme dan mikroorganisme dan menghambat pembusukan bahan organik.

Adapun bahan dan alat yang digunakan untuk membuat pupuk organik cair dari limbah rumah tangga seperti air cucian beras, kulit buah, sisa sayur, EM4, gula merah atau tetes tebu dan ember. Kemudian, dicampur semua dan ditutup rapat untuk difermentasikan. Pupuk organic cair difermentasi minimal selama 2 minggu. Setelah difermentasi kemudian dilakukan penyaringan untuk mengambil cairan pupuk organik yang siap diaplikasikan.

Pupuk organik cair tersebut dapat diaplikasikan kesemua jenis tanaman. Selain sebagai pupuk, juga bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan tunas, meningkatkan imunitas tanaman dan meminimalisir penggunaan pupuk anorganik.

Dengan adanya pelatihan pembuatan pupuk organik cair ini dapat memberikan edukasi kepada warga khususnya kelompok tani. Bahwa pupuk bisa kita buat sendiri dengan memanfaatkan limbah dapur yang mudah untuk kita dapatkan. Pelatihan tersebut juga sebagai ajakan kepada warga untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik yang justru akan meninggalkan residu yang berbahaya. Harapannya dengan adanya pelatihan pembuatan pupuk organik cair tersebut, warga dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan hasil pertanian mereka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline