Sebagai penikmat sepakbola, tak terkecuali dengan penulis sendiri, dibukanya jendela transfer adalah sebuah masa yang dinanti para penggila bola di seluruh dunia. Bagaimana tidak, masa bursa transfer dibuka adalah masa dimana setiap klub akan berlomba-lomba untuk meng-upgrade kekuatan tim masing-masing. Baik itu dari segi kedalam tim, menambal posisi yang hilang imbas pemain ditawar klub lain, atau bahkan menumpuk pemain di berbagai posisi entah apa tujuannya.
Nah, ngomong-omong soal menumpuk pemain, di bursa transfer kali ini, Chelsea lah yang menjadi sorotan utama. Penulis yang merupakan penggemar Chelsea juga semenjak 2012 pun ikut senang mendengarnya, karena semenjak pergantian kepemilikan klub kesayangan penulis ini sedikit redup. Dan benar saja, bukan kabar baik yang penulis dengar dari Chelsea yang menjadi sorotan di jendela transfer kali ini, melainkan kabar buruk lagi. Yap, kebijakan Chelsea yang berbelanja besar-besaran di jendela transfer kali ini menjadi topik paling hangat diperbincangkan banyak orang maupun pundit.
Bukankah klub besar belanja besar sudah wajar ya? Terlebih lagi klub sebesar Chelsea yang emang sudah terkenal dengan imej jor-jorannya? Benar memang untuk klub besar, belanja transfer jor-joran memanglah bukan hal yang asing untuk didengar. Namun, apa yang dilakukan Chelsea pada jendela transfer kali ini dirasa lumayan aneh dan ugal-ugalan kesannya.
Di jendela transfer kali ini, Chelsea telah mendatangkan setidaknya 32, benar sekali, 32 pemain baik dari transfer maupun recall pemain pinjaman. 32 pemain tuh sudah bisa bikin dua kesebelasan dong saking banyaknya pemain yang dibelanjakan Chelsea musim ini. Dan yang mengejutkannya lagi, kebijakan transfer Chelsea kali ini yang sebelumnya terlalu fokus kepada pemain dibawah umur 25, sekarang kembali dilanjutkan dengan menumpuk pemain di berbagai posisi untuk kebutuhan yang tidak jelas apa tujuannya. Bayangkan saja, di Chelsea saat ini bahkan untuk posisi kiper saja sempat ada 7 kiper yang masuk ke dalam skuad utama, sebelum beberapa dari mereka dipinjamkan atau diturunkan ke skuad U-21/23 nya. "Buat apa punya 7 kiper coba?" begitulah yang terlintas di pikiran banyak orang. Begitu banyak pula meme bertebaran mengenai betapa gemuknya skuad yang Chelsea punya kala itu.
Sontak hal tersebut menjadi perbincangan dan juga guyonan banyak orang, terutama dari para rival Che;sea. Kebijakan ugal-ugalan yang diterapkan oleh Boehly ini menjadi kritik tajam apakah nantinya mampu untuk mendongkrak kualitas dan pencapaian Chelsea karena seperti yang penulis sudah bilang sebelumnya, semenjak pergantian kepemilikan klub Chelsea seperti hilang arah dan keluar dari habitatnya. Transfer yang bejibun banyaknya dan nama-nama yang didatangkan pun juga bukan nama-nama yang beken atau punya kualitas menjadi tanda tanya, apakah ini semua akan bisa membawa Chelsea dengan nahkoda barunya Enzo Maresca, untuk kembali menjadikan Chelsea sebagai klub yang diperhitungkan?
Akan tetapi, sejalan dengan bergulirnya kompetisi yang ada, justru kebijakan belanja transfer ini mendatangkan berkah tersendiri bagi Chelsea. Sudah kita ketahui apabila di musim ini akan terdapat format baru kompetisi Eropa yang akan dicoba oleh UEFA. Format baru ini akan "memaksa" banyak klub yang ikut serta dalam kompetisi tersebut untuk memainkan lebih banyak pertandingan daripada format yang sebelumnya.
Kebijakan dari UEFA ini sebenarnya sudah ditentang oleh banyak pemain karena akan lebih rawan membuat mereka terkena cedera. Dan benar saja, baru berapa bulan kompetisi berjalan sudah banyak pemain yang terkena cedera, bahkan cedera serius semacam ACL imbas daripada pemain yang diforsir sering bermain. Dan disinilah kejeniusan Boehly ternyata muncul.
Ketika klub lain belanja efisien menyesuaikan kebutuhan tim, Boehly melakukan belanja yang ngebut dengan membuat Chelsea begitu gemuk dengan pemain-pemainnya yang numpuk. Ternyata, hal ini malah membuat sang nahkoda, Enzo Maresca, lebih leluasa dalam membuat beberapa opsi skuad untuk mengarungi kompetisi yang ada. Untuk klub Inggris sendiri pada umumnya akan mengarungi 3 kompetisi, yakni Premier League, FA Cup, dan Carabao Cup. Itu belum ditambah apabila ikut dalam ajang kompetisi Eropa. Bayangkan pemain-pemain yang sama memainkan pertandingan begitu banyaknya hanya tinggal urusan menunggu waktu saja sebelum fisik mereka burnout dan harus menepi dari lapangan.
Namun, dengan skuad gemuk yang dimiliki Chelsea saat ini, Enzo Maresca akan lebih mudah untuk mengatasi permasalahan seperti itu. Pelatih akan dapat membuat opsi lineup yang tidak membuat pemain yang sama diforsir terus-terusan bermain di begitu banyak pertandingan. Bahkan, Enzo Maresca pun nekat dengan tidak mendaftarkan pemain terbaik mereka, Cole Palmer di kompetisi UEFA Conference League demi mencegah pemain terbaiknya cedera dan juga memberikan kesempatan kepada pemain lain untuk menunjukkan kemampuan mereka agar bisa bersaing dengan 11 pemain terbaik pilihan Enzo Maresca.
Dengan begini, Chelsea dapat dengan mudah mengarungi 4 kompetisi yang ada tanpa harus berfikir panjang lebar mengenai pemain yang cedera. Ada begitu banyak alternatif pemain lain yang siap menunggu di bangku cadangan maupun loker yang akan menggantikan mereka semua. Ini juga nantinya akan jadi ajang bagi Enzo Maresca untuk menemukan another Cole Palmer dengan begitu banyaknya talenta-talenta muda yang direkrut Chelsea, akankah beberapa dari mereka merupakan hidden gem atau sekedar useful squad semata.
Yang jelas, kebijakan ugal-ugalan Chelsea musim ini yang pada mulanya dijadikan bahan guyonan dan disindir di berbagai media, nyatanya malah menjadikan berkah tersendiri dikala klub-klub lain berjibaku dengan cedera dan jadwal yang padat. "Blessing in disguise" bisa dibilang merupakan pepatah yang paling tepat dalam menjelaskan kondisi Chelsea saat ini.