Lihat ke Halaman Asli

Tidak Ada Pembakaran Tenda dan Musholla

Diperbarui: 13 Februari 2017   13:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : suaramerdeka.co

Pada 10 Februari 2017, beredar isu tentang tindakan anarkis yang dilakukan oleh pihak PT Semen Indonesia Tbk (PTSI)  terkait pembakaran musholla dan tenda perjuangan warga yang menolak pendirian pabrik Semen di Rembang.

Menurut Joko Prianto, ketua Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), kronologi pembakaran bermula saat aksi tegakkan hukum tutup pabrik Semen Rembang dilakukan oleh warga penolak pabrik pada Jum’at, 10 Februari 2017.

Setelah aksi penolakan itu,  warga kemudian beristirahat di tenda yang diberi nama “tenda perjuangan tolak pabrik semen”. Joko mengaku tiba-tiba saat itu ada sekelompok laki-laki berpostur tinggi besar yang merobohkan tenda dan membakar tenda perjuangan tersebut. Sebagian dari  laki-laki yang mendatangi tenda ini memakai baju bertuliskan PT Semen Indonesia, dengan arti lain, laki-laki ini adalah orang-orang dari PT Semen Indonesia yang diberi tugas untuk menghancurkan tenda penolak pabrik semen di Rembang.

Tidak hanya itu, Joko juga mengaku para laki-laki ini bersama-sama mengangkat musholla yang dibangun oleh warga sejak 15 februari 2016 lalu, yang didalamnya berisi mukena, sajadah, peci dan kitab suci Al-Qur’an. Joko mengatakan tenda perjuangan dan musholla dibakar hingga ludes dan tidak tersisa lagi.

Tidak Ada Pembakaran
Pengakuan Joko dibantah oleh  Wakapolres Rembang, Kompol Pranandya Subiyakto. Kompol Pranandya mengatakan tidak ada sama sekali tindakan anarkis berupa pembakaran tenda ataupun musholla. Sebaliknya,  saat ini alat ibadah seperti Al-Qur’an, Sajadah, Mukena, Sarung dan Peci sedang diamankan di kantor Polres Rembang.

Kompol Pranandya menjelaskan, pembongkaran tenda tersebut tidak hanya dilakukan untuk kubu penolak pabrik semen Rembang, namun pembongkaran tenda juga diperuntukkan kepada warga yang pro terhadap pendirian pabrik semen Rembang. Keduanya dibubarkan atas kesepakatan bersama warga dari empat desa ( Kadiwono, Pasucen, Tegaldowo dan Kajar) untuk menjaga kondisi agar tetap kondusif.

Kepala desa dari empat desa tersebut juga  mengatakan saat ini kondisi desa-desa di seputar pabrik semen Rembang sudah kembali kondusif. Semua persoalan yang muncul telah ditangani oleh pihak kepolosian.

Oleh sebab itu, Kompol Pranandya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak terpancing denga isu yang berkembang dan tidak bertanggung jawab. Kompol Pranandya juga menegaskan saat ini pihak Polres Rembang sedang menyelidiki siapa saja yang menyebarkan berita hoax tekait hal tersebut.

Kompol Pranandya berharap dengan penyelidikan ini dapat segera ditemukan siapa dalang dari semua berita hoax tersebut sehingga tidak lagi memacu konflik yang berkelanjutan antar warga Rembang yang pro maupun yang kontra dengan pabrik semen Rembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline